Senin, 15 Desember 2015 aku bersama teman-teman blogger, jurnalis, dan netizen yang tergabung dalam Koalisi Online Pesona Indonesia (KOPI) melakukan nonton bareng (nobar) di XXI Epicentrum Jakarta untuk gala premiere film Bulan Terbelah di Langit Amerika. Nobar ini merupakan lanjutan dari kegiatan sebelumnya yaitu ngobrol KOPI tentang sinema ( ngopi sinema ). Pada ngopi sinema yang berlangsung tanggal 3 dan 10 Desember 2015 dihadiri oleh Acha Septriasa selaku pemeran Hanum, dan Yoen K selaku kru film Maxima Pictures, serta Hanum selaku novelis Bulan Terbelah di Langit Amerika.
Kegiatan nobar pun berlanjut untuk menyaksikan film tersebut.
Sebuah film yang berlatarkan agama memang perlu ditata apik dan ciamik agar terkesan tidak menggurui. Begitu pun kehadiran film ini yang berjudul Bulan Terbelah di Langit Amerika.
Film ini menceritakan sebuah kisah dari Hanum (diperankan oleh Acha septriasa) seorang jurnalis di eropa. Hanum diberikan sebuah big project dari atasannya untuk menuliskan sebuah artikel yang berjudul "Apakah dunia lebih baik tanpa islam?". big project ini harus dijalani oleh Hanum untuk menuju ke New York dan menghubungkan para korban kejadian tragedi 11 September beberapa tahun silam.
Project Hanum diawali dari adanya video seorang anak korban 911 di WTC, ketertarikan terhadap video tersebut membuat atasan hanum untuk menugasi Hanum untuk tulisan kontroversial.
Hanum yang merupakan seorang istri yang taat pada suami mengutarakan kerja yang diembannya. Gayung bersambut, saat bersamaan, Rangga (diperankann Abimana)e, suami Hanum juga mendapatkan tugas dari pembimbingnya untuk tugas wawancara kepada Philipus Brown seorang milyuner dan filantrop Amerika yang dikenal sebagai dermawan. Tugas tersebut merupakan sebuah tugas untuk menyelesaikan S3nya.
Walhasil, Hanum dan Rangga pun menuju ke New York dengan membawa tugas masing-masing. Pasangan suami istri tersebut akhirnya menetap di sebuah rumah milik kawan lama Rangga yaitu Stefan (diperankan Nino Fernandez). Stefan ternyata tinggal bersama pacarnya yaitu Jasmine (diperankan Hannah al Rasyid). Ada sebuah pesan moral dalam film berdurasi 100amenit ini melalui kisah Stefan dan Jasmine yaitu tentang komitmen untuk menikah yang diajarkan dalam islam perlu diterapkan.
Nah, dalam perjalanan film selanjutnya, Hanum dan Rangga dibenturkan oleh tugas masing-masing. Kisah ini pula memberikan pesan bahwa suami istri harus sejalan aeskipun perbedaan tugas dan karakter masing-masing.
Ohya, film ini masih berlanjut untuk mengembalikan eksistensi Islam di Amerika ya.. bahwa Islam bukanlah teroris dan pelaku pengeboman ternyata memang bukanlah islam melainkan dari pihak lain yang ingin membuat Islam terpuruk. kita sebut gerakan tersebut ekstremisphobia.
Kepingan demi kepingan kisah ini membuat keharuan yang terjalin yaitu perjuangan menemukan azima husein (diperankan Rianti Cartwright) dan anaknya Sarah Husein. Inilah benang merah utama yaitu meyakinkan kepada orang lain bahwa Islam memang agama rahmatan lil alamiin.