Lihat ke Halaman Asli

Belajar PAI yang Mengasyikkan

Diperbarui: 16 Oktober 2024   17:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Youtube @SaepudinZuhri-p4p 

PAI mapel yang membosankan?

PAI adalah singkatan dari Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari oleh siswa di sekolah di setiap jenjang pendidikan, mulai dari SD, SMP dan SMA. 

Mata pelajaran PAI di sekolah ini lebih dikenal dengan istilah mata pelajaran PAIBP atau Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Mata pelajaran ini memuat beberapa elemen yang terkandung di dalamnya, seperti Al-Qur'an hadits, Aqidah Akhlak, Fiqih, dan Sejarah Kebudayaan Islam.

Mata pelajaran ini dianggap sebagai salah satu mata pelajaran yang membosankan. Hal  ini bisa dilihat berdasarkan pengalaman observasi penulis sendiri terhadap siswa yang mengikuti mata pelajaran PAI terlihat kurang memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru. 

Mereka lebih sering berbicara dan bercanda dengan temannya ketika guru menyampaikan pembelajarannya, bahkan ada beberapa siswa yang tertidur di kelas. 

Motivasi siswa yang kurang dalam mengikuti pembelajaran PAI di sekolah tersebut berimbas pada nilai yang diperoleh siswa jauh dari apa  yang diharapkan oleh guru maupun sekolah. Rata-rata perolehan nilai mereka pada penilaian sebelumnya berada di bawah nilai ketuntasan minimal.

Permasalahan-permasalahan yang terjadi di kelas tersebut, menarik minat penulis untuk membuat sebuah penelitian tindakan kelas tentang bagaimana upaya guru untuk meningkatkan motivasi dan prestasi siswa dalam mata pelajaran PAIBP di sekolah.

Pemanfaatan metode discovery learning

Metode discovery learning dimanfaatkan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran PAIBP di sekolah. Metode ini lebih menekankan siswa untuk lebih aktif mencari dan menemukan solusi atas problematika yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Metode ini lebih menitikberatkan kepada siswa untuk bisa mengeksplor berbagai sumber belajar yang dimiliki agar dapat menjawab persoalan-persoalan yang muncul.

Penulis mencoba mempraktekkan metode ini pada materi melestarikan alam, menjaga kehidupan pada fase D di kelas VIII. Aktivitas siswa yang pertama adalah menyimak video tentang permasalahan kerusakan alam yang terjadi di Indonesia, terutama terkait dengan ulah manusia yang membuang sampah sembarangan serta faktor lain yang mempengaruhi kerusakan alam.

Siswa kemudian dibuat berkelompok yang terdiri dari 5-6 orang untuk berdiskusi tentang solusi yang tepat terhadap permasalahan kerusakan alam tersebut. Setelah selesai berdiskusi, semua kelompok diberikan waktu untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline