PURWOKERTO-NEWS.com- Sehubungan dengan adanya protokol kesehatan Pemerintah Republik Indonesia tentang pencegahan virus COVID-19 dan seiring meningkatnya jumlah masyarakat Indonesia yang terjangkit hingga saaat ini.
SMK Ma'arif NU 2 Ajibarang salah satu sekolah menegah kejuruan yang memiliki program keahlian kesehatan di kabupaten Banyumas terus berupaya dalam mendukung himbauan pemerintah.
Upaya tersebut yaitu ikut memproduksi hand sanitizer (pembersih tangan). Hand Sanitazer menjadi barang langka di tengah merebahnya virus COVID-19 di kapupaten Banyumas.
Melalui kreativitas siswa yang didampingi oleh pembimbing. Kegiatan tersebut tergabung dalam Teaching Factory (TeFa) SMK Ma'arif NU 2 Ajibarang dan kolaborasi dengan mata pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK).
Produk Hand Sanitazer ini diproduksi atas kerja sama antarkompetensi keahlian yaitu farmasi klinis dan komunitas, teknologi laboratorium medik, dan asiasten keperawatan.
Siswa farmasi klinis dan komunitas sebagai peracik atau peramu bahan hand sanitizer. Kemudian hand sanitizer dianalisis oleh siswateknologi laboratorium medic. Sedangkan siswa asisten keperawatan bertugas menyampaikan cara menggunakan hand sanitizer dengan benar. Pengemasan dan publikasi dibuat oleh siswa-siswi multimedia.
Salah satu siswi kelas XI FKK D, Vinona Agatha mengatakan, untuk membuat hand sanitizer sangatlah mudah yakni mencampurkan alkohol dengan gliserin, dan ekstak buah lemon. Proses pembuatannya pun disebutnya telah sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Yang penting kadar alkoholnya lebih dominan. Kalau untuk ekstrak lemon hanya untuk membuat hand sanitizer wangi di tangan," ungkapnya sembari mempraktikkan cara membuat hand sanitizer di Laboratorium Farmasi, Kamis (26/03/2020).
"Pengolahan hand sanitizer sebetulnya sudah 2 minggu yang lalu hanya saja bahan-bahan hand sanitizer sangat sulit terutama alcohol 96%", jelas Ibu Siti Wahyuni sebagai pembimbing.
Inovasi para siswa SMK Ma'arif NU 2 Ajibarang dalam membuat hand sanitizer bermula dari ide sang kepala sekolah, yakni Sodikin, S.T.,M.Pd. Ia menuturkan, munculnya gagasan membuat hand sanitizer sendiri berawal saat dirinya mengaku kesulitan mencari hand sanitizer ke apotek, swalayan, hingga toko-toko pada umumnya.
"Sebetulnya kami memiliki beberapa produks TeFa selain hand sanitasi seperti wedang uwuh, gujahe, serai soap, dll. Kami merasa senang karena siswa dapat memproduksi sendiri hand sanitizer" terangnya.