Lihat ke Halaman Asli

Budaya Hiper-arousal

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebudayaan hawa nafsu menjalar, melepaskan diri dari moralitas, seluruh energi dipusatkan dan disalurkan untuk pembebasan hawa nafsu, sehingga mengangkat derajat kepalsuan, kesemuan, ilusi, penampakan luar daripada makna esensialnya. Di ujung jalan, kebudayaan ini menjelma wanita yang cantik, menawan penuh make-up merayu, menjamah di setiap sudut ruangan, menyapa dan bermesraan dengan siapa saja, tak mengenal agama, suku dan usia, anak-anak termakan rayuannya, nenek-nenek ketakutan kala sang nenek bercermin bersamanya, wajah cantik, betis indah menjadi idaman para gadis. Rasa hysteria dan kepanikan muncul menggejala di pusat-pusat kota-kota besar demikian pula  di sudut perkampungan mulai ketularan penyakit ini, keterpesonaan, ketergiuran, gelora belanja, gelora glamor, gelora berkuasa memenuhi jiwa. Kemiskinan adalah imajinasi, kesederhanaan adalah ilusi, kejujuran adalah kebodohan. lebih lengkap lihat : http://ciberpsychology.blogspot.com/ http://widadarisenja.blogspot.com/




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline