Lihat ke Halaman Asli

Tuhan tak Membalas Suratku

Diperbarui: 25 Juni 2015   00:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Anak laki-laki manis dan tampan

Ia meleleh melihat kengerian pertengkaran orang tuanya

anak manis itu menyimpan permennya sambil membangkaikan dirinya di atas sajadah kecilnya

Ia berdo'a sebelum larut malam menculiknya. Ia berzikir sampai ia tenggelam dalam mimpi di atas sejadahnya. Ia berharap agar mimpinya mempertemukan ia dengan Tuhan namun keinginannya harus raib

Malam selanjutnya, ia masih mendengar adu tembak dari mulut kedua orang tuanya

Anak manis itu kembali merebahkan dirinya di sajadah kecilnya. Seraya membiarkan malam menyuntik bius kantuk padanya ia dengan penuh kerinduan ingin bertemu tuhan dalam mimpinya. Namun malangnya, ia pikir Tuhan tak mendengarkannya

Esoknya, dengan penuh bara yang memancar lewat kedua mata indahnya, anak manis itu tak membelanjakan uang jajannya.

Ia habiskan uang itu pada tiga buah balon dan satu perangko

Ia menulis surat untuk Tuhan: "Allah, terimakasih telah membuka surat Anas. Allah, Anas minta akurkan lagi papa mama Anas ..."

Ia memasukannya ke dalam amplop. Dan ia mengikatnya ke balon.

Dengan penuh keriangan ia menerbangkan surat itu ke angkasa

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline