Lihat ke Halaman Asli

Saeful Ihsan

Sarjana Pendidikan Islam, Magister Pendidikan

Ketika Hawking Mewajibkan Mempercayai yang 'Gaib' demi Ketepatan Percobaan

Diperbarui: 4 Desember 2023   06:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: britannica.com

Stephen Hawking disebut-sebut sebagai ilmuwan yang ateis, tidak percaya Tuhan serta hal-hal gaib lainnya dalam lingkup ajaran agama, seperti Tuhan, malaikat, pahala-dosa, surga-neraka, dll.

Sikap Hawking yang dinilai tidak meyakini adanya Tuhan sangat bertentangan dengan keyakinan orang beragama, apalagi Islam.

Kontras dengan kebanyakan orang, kritikus fenomenal abad ini, Rocky Gerung sepertinya memiliki kesimpulan yang berbeda. Dalam satu kesempatan Rocky Gerung menyebut Hawking meyakini adanya 'energi' (roh) di akhir hayatnya.

Terlepas dari percaya atau tidak percaya kepada yang gaib, jelasnya ada yang menarik dari motivasi para ilmuwan mencari dan terus mencari 'rahasia' di balik alam semesta.

Secara pribadi terkadang saya berpikir bahwa jangan-jangan itu adalah upaya mencari Tuhan yang sekeras-kerasnya sampai nanti mereka benar-benar haqqul yakin meyakininya.

Dibandingkan dengan orang seperti saya yang beragama, mengklaim diri meyakini adanya Tuhan, tapi tidak bisa menjelaskan dengan meyakinkan mengapa saya bisa meyakini Tuhan itu ada?

Bagaimana orang yang beragama seperti saya bisa meyakinkan orang semisal Hawking bahwa Tuhan itu ada, agama itu benar, tanpa harus marah-marah, tanpa harus mengancam akan menampar dia?

Hawking akan punya jawaban jika orang beragama mencoba meyakinkannya perihal yang gaib, yang secara doktrinal harus dipercaya, karena kitab suci bilang begitu.

Jawaban yang mungkin diberikan Hawking adalah siapa yang percaya kitab suci? Argumentasi apa yang akan membuat Hawking harus meyakini kitab suci?

Istilah gaib mungkin terlalu umum bagi Hawking. Sebab-akibatnya tidak dijelaskan secara tuntas. Gaib hanya akan dipercayai kalau orangnya mau percaya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline