Penentuan nomor urut Capres dan Cawapres 2024 sudah dilakukan oleh KPU, selanjutnya masyarakat menunggu kapan debat Capres digelar?
Sebagian orang mungkin menganggap bahwa debat Capres tidaklah penting, toh masing-masing Capres sudah punya pendukung masing-masing.
Debat Capres tidak lebih sekadar mempertegas kehebatan masing-masing pasangan calon. Kalaupun kalah narasi, masih bisa didalihkan bahwa ada hal yang lebih penting, yaitu praktik kepemimpinan di lapangan.
Soal yang terakhir disebutkan, Anies Baswedan kerap dibandingkan dengan Presiden Jokowi. Pendukung Jokowi sering menyebut Anies hanya pandai menata kata (tidak bisa menata Kota) alias bacot doang.
Sebaliknya pendukung Anies, atau bahkan Anies sendiri yang kadang membalas dengan sindiran: jangan hanya kerja doang, gagasan yang utama, baru narasi, setelah itu baru kerja!
Jika dilihat dari kesiapan dan kemampuan retorika, sepertinya Anies Baswedan lah yang kelihatan paling siap menghadapi debat Capres. Kalaupun diikuti yang lain, Cawapres Mahfud MD juga kelihatan sama siapnya.
Lihat saja undangan diskusi baik di kampus-kampus maupun di acara mana saja, hampir tak pernah ditolak Anies. Bahkan acara diskusi sekaligus uji publik di UNM, Anies bisa membuat Rocky Gerung kalem.
Tetapi Anies dan pendukung Anies jangan senang dulu, debat Capres tidak selamanya akan bisa seperti yang dibayangkan, bahwa Anies akan kelihatan lebih meyakinkan publik di forum itu.
Sebab Cak Nur (Nurcholish Madjid) penah berkisah betapa tidak efektifnya debat Capres untuk mendongkrak popularitas dan elektabilitas calon, bahkan tidak efektif dalam menumbangkan lawan.
Cak Nur pernah berkisah mengenai kekalahan Richard Nixon atas John F Kennedy dalam Pilpres Amerika Serikat tahun 1960. Kisah tersebut diabadikan dalam buku 'Atas Nama Pengalaman: Beragama dan Berbangsa di Era Transisi'.