Dunia organisasi dewasa ini bukan hal yang asing untuk kita lihat dan dengar. Hampir semua orang meyakini pentingnya berorganisasi dan menghimpun diri dalam organisasi, ketika menghendaki hajatnya terealisasi. Tak terkecuali hajat pribadi pun seperti halnya pernikahan -yang sifatnya private- hari ini semuanya merasa penting untuk diorganisasi.
Sudah sunatullah, manusia membutuhkan orang lain untuk merealisasikan ide, pikiran dan keinginannya. Bukan hanya dalam hal yang positip tapi dalam hal ketidakbaikan pun hal ini kerap terjadi. Maka pemikiran untuk mengorganisasi pribadi-pribadi dalam hal kebaikan menjadi niscaya adanya.
Ketidakbaikkan yang teroganisir akan mengalahkan kebajikan yang tercerai berai, referensi ini menjadi rujukan penting agar setiap kita bisa menjadikan organisasi adalah bagian dari ikhtiar kebaikan untuk menjembatani kebaikan-kebaikan yang ada dalam benak masing-masing menjadi terealiasi dalam bingkai kemaslahatan yang ammah.
Dalam sebuah organisasi mengharuskan adanya seorang pemimpin. Seseorang atau kumpulan orang-orang yang mampu secara kejiwaaan dan kompetensi diserahi amanat kepemimpinan, untuk mengatur dan menggerakkan kendaraan berupa organisasi ini ke arah yang disepakati oleh semua orang yang menumpanginya.
Sekolah sebagai organisasi yang didalamnya terdapat ikhitiar-ikhtiar kebaikan mencerdaskan kehidupan bangsa, merupakan kesatuan utuh sebuah organisasi yang harus senantiasa bergerak dalam inovasi dan produktifitas dalam rangka tujuan besar penyelamatan generasi yang tetap terdidik dan berkepribadian mulia.
Kepala sekolah adalah elemen kepemimpinan terpenting dalam organisasi sekolah, disamping sebagai top leader, kepala sekolah merupakan sumbu utama dalam menggerakkan setiap elemen kepemimpinan yang ada di sekolah
Sebagai seorang pimpinan, seorang kepala sekolah mewajibkan dalam dirinya tumbuh jiwa pemimpin. Pemimpin yang menumbungkembangkan jiwa kepemimpinan organic bawaan sejak lahirnya dan kemudian juga men-create jiwa kemimpinan modivikatif dalam dirinya, sehingga secara kontekstual seorang kepala sekolah mampu mengakomodasi teori-teori kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi organisasi yang dipimpinnya.
Menurut Stogdill dalam Lee (1989), menyatakan bahwa pemimpin itu harus memiliki beberapa kelebihan, yaitu : pertama Kapasitas, kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara atau verbal facility, keaslian, kemampuan menilai. Kedua, Prestasi (Achievement) atau gelar kesarjanaan, ilmu pengetahuan, perolehan dalam olah raga, dan atletik, dan sebagainya. Ketiga, Tanggung Jawab atau mandiri, berinisiatif, tekun, ulet, percaya diri, agresif, dan punya hasrat untuk unggul. Keempat Partisipasi atau aktif, memiliki sosiabilitas tinggi, mampu bergaul, kooperatif atau suka bekerjasama, mudah menyesuaikan diri, punya rasa humor. Kelima Status yang meliputi kedudukan sosial ekonomi yang cukup tinggi, populer, tenar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H