Lihat ke Halaman Asli

Sae Bin Zainuri

Bekerja sebagai perencana di Kementerian

Korporasi Pertanian dan Masa Depan Petani

Diperbarui: 9 November 2022   15:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (dok. Kementan via KOMPAS.com)

Bicara soal pembangunan pertanian dan bagaimana cara mengelolanya tidak bisa dilepaskan dari proses perencanaan yang efektif, efisien dan memberikan outcome dan impact yang tepat. Tentu pembicaraan perencanaan tidak hanya terfokus pada aspek teknis, namun aspek non teknis jauh lebih penting, misalnya menyangkut dukungan regulasi dan politis.

Bagaimana peran sector pertanian terhadap pertumbuhan perekonomian nasional? Sektor pertanian pada tahun 2021 tumbuh 1,84% (yoy) dan berkontribusi terhadap perekonomian nasional sebesar 13,28%.

Kemudian pada Q2-2022, sektor pertanian menunjukan konsistensi dengan pertumbuhan positif 1,37% (yoy) dan berkontribusi 12,98% terhadap perekonomian nasional.

Jika melihat data tersebut, jelas sector pertanian masih memiliki posisi penting terhadap kontributor pembangunan. Namun pada sisi lain mencul pertanyaan, apakah kondisi pengelolaan pembangunan pertanian saat ini sudah sesuai dengan kebutuhan dan tantangan dimasa depan?

Di tengah perubahan global yang sangat dinamis, baik dari sisi pertumbuhan penduduk, ancaman krisis pangan dan energi dan dampak perubahan iklim global yang semakin mencuat.

Mencermati aspek aspek tersebut, tentu diperlukan pendekatan khusus pengelolaan pembangunan pertanian terutama dalam pendekatan kawasan menjadi salah satu jalan keluar ke depan.

Kebutuhan akan pangan tidak hanya bicara soal volume, namun pada saat yang bersamaan dihadapkan pada pergeseran fungsi lahan dan SDM pertanian serta kepemilikan lahan yang relative kecil. Sehingga pendekatan pengembangan pertanian tidak bisa dipertahankan dengan pendekatan -pendekatan saat ini.

Jika mencermati ondisi ketersediaan pangan dunia pada tahun-tahun mendatang akan menghadapi tantangan, terutama terkait dengan: (1) kebutuhan pangan bagi penduduk yang senantiasa terus bertambah, (2) diversifikasi pemanfaatan bahan pangan ke bio-energi serta (3) perubahan iklim (climate change) yang sedang terjadi beberapa tahun terakhir di beberapa negara, dan (4) terjadinya konversi dan degradasi lahan .

Menghadapi berbagai perkembangan tersebut, terbuka peluang untuk terus berupaya mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang ada untuk pemenuhan kebutuhan pangan dalam negeri agar dapat berdaulat.

Pembangunan pertanian padi di Indonesia ke depan tidak akan terlepas dengan tantangan tersebut, walaupun demikian Indonesia terus berupaya meningkatkan produksi guna menjamin seluruh penduduknya memperoleh pangan asal beras yang cukup, mutu yang layak, aman, dan halal serta dapat mewujudkan kesejahteraan melalui pendapatan yang diterima oleh para pelakunya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline