Lihat ke Halaman Asli

Sandiwara Asap

Diperbarui: 17 Juni 2015   21:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1413276777895199379

Bukan berita yang heroik dan menarik lagi jika kita mendengar istilah"KEBAKARAN HUTAN". Hampir seluruh pemberitaan, baik media elektronik dan cetak selalu saja mengemas informasinya setidak segamblang kejadian aslinya, bahkan ada kecenderungan malu malu dan takut untuk mengunkap obyektivitasnya.

Asap yang meruapakan hasil dari kebakaran hutan tidak hanya mempengaruhi aktivitas ekonomi, namun juga akan berpengaruh terhadap aktivitas sosial dan kesehatan. Bayangkan dengan peringkatan khsusus badan metereologi dan geofisika menyatakan darurat aktivitas karena ketebalan asap sudah sangat mebahayakan. Sehingga akibat dari asap ini tidak sedikit masyarakat yang terserang saluran pernafasanya bahkan terhenti aktivitas ekonominya.

Namun..selalu saja tradisi bakar hutan ini selalu hadir sepanjang musim panas tiba. Seolah para pembakar hutan itu tanpa bersalah dan enggan untuk mengakui perbuatan biadabnya. Secara empiris kebakaran hutan dimungkinkan oleh 2 sebab: (1) terjadi karena faktor alam, yaitu mengeringnya bagian meluas dari hutan akibat panas yang cukup lama sehingga menimbulkan energi panas akibat gesekan sehingga menimbulkan api, dan (2) terjadi karena ungsur kesegajaan sebagai aikibat dari aktivitas bisnis tertentu, misalnya perluasan areal tanaman perkebunan, dan waktu yang memungkinkan untuk menekan cost operasional adalah dengan membakar kayu/raning secara sengaja.

Kebakaran hutan yang selama ini terjadi sangat kecil kemungkinanya jika di akibatkan oleh kebakaran secara alami, namun lebih disebabkan oleh kesengajaan oleh pihak pihak tertentu yang telah sukses menaklukkan pemerintah/aparat demi meraup keuntungan jangka panjangnya yaitu bisnis perkebunan.

Sepertinya pemerintah sudah tidak berdaya dan takhluk pada pemilik modal yang bergerak dibidang perkebunan dan demi mendapatkan keuntungan sepihak tersebut seluruh masyarakat di korbankan untuk menikmati asap dan dampak yang menderanya. Ironisnya permasalahan ini tidak pernah usai bahkan cenderung menjadi tradisi yang terus diwariskan dari pemerintahan yang satu kepemerintahan yang lain. Disisi lain, kebakaran hutan ini dimanfaatkan oleh sebagian pihak untuk meraup keuntungan financial melalui pengeluaran anggaran untuk membiayai penanggulangan kebakaran melalui APBD/APBN. Padahal permasalahan dan pelakukanya sudah sangat jelas yaitu pertautan antara pemerintah, pengusaha dan sebagain oknum.

Inilah yang saya katakan sebagai sandiwara bisnis yang berkedok kebijakan yang pada akhirnya merugikan masyarakat dan negara dalam jangka panjang. Terhadap tindakkan ini seharusnya seluruh pelaku dikasuskan dan dihukum seberat beratnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline