Setelah aksi 212 tahun 2016 menggemparkan dunia satu hari yang lalu publik nasional dan dunia dikejutkan kembali oleh aksi reuni alumni 212 yang jumlahnya jauh lebih besar dari tahun 2016.
Lebih dari 7 juta ummat Islam dari berbagai ormas dan elemen tumpah ruah di silang monas sejak dini hari secara teratur dan terorganisir memadati monas tanpa ada kegaduhan didalamnya.
Reuni alumni 212 tersebut kelihatan lebih harmonis dan rileks dibandingkan aksi 212 menjelang pilkada DKI Jakarta yang dipicu oleh penistaaan agama oleh Ahok. Semangat perlawanan dan kemarahan ummat Islam di tunjukkan dan ditumpahkan saat itu hingga gaungnya menembus seantero Indonesia dan dunia luar. Aksi persaudaraam ummat Islam tersebut merupakan tonggak sejarah ummat Islam sepanjang zaman. Betapa aksi tersebut memberikan pesan mendalam dan sangat berarti terhadap masyarakat Indonesia, bahwa memilih pemimpin yang tepat, bermoral dan bersikap adil itu sangatlah penting bagi perjalanan dan masa depan bangsa dan negara.
Setidaknya buah dari aksi 212 yang lalu telah melahirkan pemimpin baru yaitu pasangan Anis dan Sandi untuk DKI Jakarta. Tentu suksesnya perlawanan tersebut buah dari semangat, cinta dan rasa memiliki terhadap Islam serta demi menjaga keutuhan NKRI.
Reuni 212 memberikan pesan kepada alumni dan masyarakat Indonesia agar tetap menjaga persatuan dan persaudaraan tanpa memandang latar belakang ummat Islam yang hadir. Semangat tersebut sebagai antitesa terhadap upaya pihak lain yang ingin memecah belah ummat Islam untuk kepentingan idioligi, politik dan ekonomi. Reuni juga mengisyaratkan kepada ummat ISLAM untuk tidak lagi obyek dan sumber eksploitasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab demi kepentingan pribadi, golongan yang berujung pada permusuhan antar ummat Islam dan merugikan negara.
Ummat Islam harus melek dan sadar politik untuk menjaga NKRI sepenuh jiwa sebagaimana yang diwariskan oleh para pahlawan dengan tetap menjaga keutuhan dan persatuan apapun kondisi negara. Pemimpin harus diingatkan dan dipantau agar tidak menyelewengkan wewenang demi kepentingan pribadi dan golongan serta tetap berpijak pada UUD 45 dan pancasila sebagai landasan operasional dalam mengambil kebijakan yaitu untuk kesejahteraan rakyat.
Reuni 212 mengandung semangat persatuan dan persaudaraan seluruh elemen ummat Islam dan mengenyampingkan perbedaan demi masa depan Indonesia. Ummat Islam harus mengambil peran penting dalam setiap proses politik dan kepemimpinan demi keselamatan dan masa depan NKRI, jika tidak maka pihak yang tidak bertanggungjawab akan membelokkan cita-cita mulia bangsa dan negara.
Salam 212
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H