Pilkada DKI kali ini benar benar menghibur dan mempesona publik Jakarta bahkan Indonesia serta manca negara. Panggung begitu sangat meriah dan menawan sejak muculnya 2 pasangan muda, potensial dan karismatik serta tampan. Ibarat makanan menjadi menu hight class siapapun yang ingin menikmatinya di buat binggung terutama untuk pasangan anis dan agus.
Pengalaman pilpres 2004 sosok SBY menjadi magnit bagi publik tanpa ragu memilihya. Tidak hanya kegagahan, ketampanan SBY, namun publik melihat ada aspek kesiapan dan keseriusan SBY untuk memimpin NKRI. 2 periode telah dilampui SBY dengan karya karya besarnya selama menjadi presiden, walaupun masalah utama ekonomi dan sosial belum selesai namun pondasinya sudah sangat kokoh.
Kini, pilihan sulit hadir di Jakarta, antara pasangan Anis, Agus dan Ahok. Siapa yang layak menjadi sosok gubernur yang benar benar membangun untuk Jakarta dan dekat dengan masyarakatnya dari ke 3 pasangan tersebut. Yang jelas pilkada kali ini pertarungan yang luar biasa.
Sosok pasangan Agus dan Anis memiliki peluang besar memenangkan pertarungan di bandingkan Ahok Jarot. Ada 5 alasan mengapa pasangan Anis dan Agus akan berpeluang besar untuk menang.
PERTAMA, publik sudah jenuh dengan gaya kepemimpinan Ahok serta regulasi yang telah di gulirkan. Walaupun dengan dahlil pembangunan, namun Ahok mengabaikan aspek kemanusiaan, hukum dan hak asasi masyarakat Jakarta. Tidak hanya itu, tedensi serta sikap berbau sara pun secara mudah Ahok lontarkan ke publik Jakarta bahkan menyentuh juga publik nasional. Pada saat ini yang sangat kental adalah tedensi terhadap umat Islam. Faktorn lain adalah statement Ahok yang merugikan secara personal dan lembaga: kasar, keras dan merendahkan.
KEDUA, sentuhan Ahok selama menjadi gubernur belum menunjukkan hasil yang signifikan baik dalam menangani kemacetan/tranaportasi dan banjir reguler jalkrta. Faktor lain yang lebih dari itu adalah keterlibatan KKN Ahok terhadap kasus sumber waras, reklamasi dan sejumlah proyek proyek lainnya di Jakarta.
KETIGA, isu berkembangnya Ahok akan membangun dan memfasilitasi imperium china di Jakarta sangat senter terdengar ke publik hal ini nampak jelas dari kasus reklamasi tàmbang yang kontroversi antara regulasi pemerintah pusat dan DKI. Proyek ini di indikasikan untuk kepentingan jangka panjang komunitas china di Indonesia. Seolah Ahok akan menistakan kaum pribumi dengan kekuasaanya. Tentu ini sangat menyakitkan publik Jakarta dan masyarakat Indonesia.
KEEMPAT, dari berbagai liputan dan himpunan medsos dan bukan rahasia umum lagi jika Ahok dengan dukungan internasional dan gereja nasional ingin memudahkan langkahnya menuju RI 1 yaitu presiden dengan membawa sugudang agenda terselubung salah satunya pengusaaan Indonesia dan SDA Alamnya.
KELIMA, retaknya dukungan ke Ahok dari partainya koalisi sangat merugikan Ahok dalam melakulan operasi politiknya. Retak tersebut secara nyata ditunjukkan oleh Golkar dan PDIP dengan mencabut dan leluar dari dukungan terhadap pasangan Ahok Jarot. Pecah dukungan juga terjadi pada komonitas china di Jakarta karena mereka merasa terusik dan tidak nyaman dengan sikap dan prilaku Ahok selama menjadi gubernur.
KEENAM, kejaman masyarakat marjinal dan betawi terhadap kebijakannya cenderung merugikan mereka dengan memberikan solusi kongkrit dan Ahok lebih cenderung memihak pada kepentingan pengusaha. Selain itu begitu muncul nama Agus dan Anis media mulai meninggalkan Ajok dan lebih berpihak pada Anis dan Agus. Sikap keras dan tedensi Ahok tersebut dimaknai bukan untuk kepentingam publik Jakarta.
KETUJUH, pasangan Anis dan Agus pandatang baru dengan berbagai pengalaman dan kharismatiknya memberikan magnet kuat terhadap publik Jakarta karena ada faktor SBY dan Prabowo dari kedua pasangan ini plus tidak ada kontroversi publik Jakarta. Masyarakat memiliki harapan besar terhadap kedua pasangan ini.