Lihat ke Halaman Asli

Mr Sae

Peneliti

Solusi Kekurangan Pangan

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertumbuhan Penduduk dan Kebutuhan Pangan

Pertumbuhan jumlah penduduk baik dunia dan Asia khususnya semakin tak terbendung. Pertumbuhan pada sisi lain memberikan dampak positif yaitu sebagai peluang pasar bagi aktivitas ekonomi, namun dalam aspek lain menjadi beban jangka panjang terkait kebutuhan konsumsi panganya karena pada saat yang bersamaan produksi dan produktivitas pangan cenderung stagnan dan menurun. Salah satu penyebab penurunan tersebut adalah terjadinya pertumbuhan sektor industri dan jasa yang semakin sehingga berdampak pada alih fungsi lahan secara masif yang tidak diikuti oleh peningkatan teknologi di sektor pertanian. Melihat hal tersebut peranan pangan menjadisangat penting dan mendesak. Diperlukan terobosan dan langkah langkah kongkrit dalam upaya mengantisipasi kelangkaan pangan.

Terobosan Sederhana Namun Mengakar

Ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup sepanjang waktu merupakan keniscayaan yang tidak terbantahkan. Hal ini menjadi prioritas pembangunan pertanian nasional dari waktu ke waktu. Ke depan, setiap rumah tangga diharapkan mengoptimalisasi sumberdaya yang dimiliki, termasuk pekarangan, dalam menyediakan pangan bagi keluarga.

Kementerian Pertanian menginisiasi optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui konsep Rumah Pangan Lestari (RPL). RPL adalah rumah penduduk yang mengusahakan pekarangan secara intensif untuk dimanfaatkan dengan berbagai sumberdaya lokal secara bijaksana yang menjamin kesinambungan penyediaan bahan pangan rumah tangga yang berkualitas dan beragam. Apabila RPL dikembangkan dalam skala luas, berbasis dusun (kampung), desa, atau wilayah lain yang memungkinkan, penerapan prinsip Rumah Pangan Lestari (RPL) disebut Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Selain itu, KRPL juga mencakup upaya intensifikasi pemanfaatan pagar hidup, jalan desa, dan fasilitas umum lainnya (sekolah, rumah ibadah, dan lainnya), lahan terbuka hijau, serta mengembangkan pengolahan dan pemasaran hasil.

Prinsip dasar KRPL adalah: PERTAMA pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan dan dirancang untuk ketahanan dan kemandirian pangan, KEDUA diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal, KETIGA konservasi sumberdaya genetik pangan (tanaman, ternak, ikan), dan KEEMPAT menjaga kelestariannya melalui kebun bibit desa menuju KELIMA peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

Mewujudkan Impian Ketersediaan Pangan Rumah Tangga

Untuk mewujudkan sekaligus menciptakan kesadaran pentingnya pangan bagi kehidupan tersebut berawal kesadaran dan kemauan dari rumah tangga. Pemanfaatan pekarangan rumah sebagai  basis KRPL menjadi sangat penting dalam mewujudkan hal tersebut. Untuk itulah diperlukan upaya secara kelembagaan dan struktural guna menumbuhkan kemauan dan kesadaran. Peranan institusi pemerintah, perguruan tinggi, organisasi organisasi wanita dan tokoh masyarakat menjadi sangat penting dalam mewujudkan hal tersebut. Kemudian hal tersebut didukung oleh upaya pengkajian dan penyuluhan sehingga KRPL mampu menyebar secara masif di masyarakat.Tidak hanya memiliki keuntungan secara ekonomi, namun KRPL juga mampu menguatkan struktur sosial masyarakat.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Pertanian (BBP2TP) yang didukung oleh Badan Ketahanan Pangan (BKP) secara bersamaan dan saling berkoordinasi berupaya merealisasikan program ini secara nasional sejak tahun 2011-2015. Program ini secara khusus mendapatkan apresiasi dari Menteri Pertanian dan Presiden RI karena program KRPL telah terwujud secara nasional walaupun skalanya masih belum meluas, namun dari beberapa succes storty yang terungkap dilapangan menunjukkan bahwa program KRPL sangat bermanfaat bagi masyarakat khususnya dalam memenuhi pangan ditingkat keluarga.

Sehingga program ini secara nasional memiliki 3 penciri KRPL, yaituberwarna hijau, kuning dan merah. Warna hijau meruapakan KRPL yang sukses dan sesuai dengan indikator indikator keberhasilan. Namun yang warna kuning masih belum sepenuhnya memenuhi indikator dan yang merah menunjukkan kegagalan atau belum tertangani dengan baik. Upaya untuk memperluas jangkaun warna hijau secara nasional memang dibutuhan kerja keras lintas institusi dan pembinaan penyuluh.

Balai Besar Pengkajian sebagai pusat percontohan nasional telah melakukan seluruh indikator keberhasilan KRPL tersebut melalui pemanfaatan pekarangan di sekitar kantor yaitu di Jalan Tentara Pelajar No 10 Cimanggu Kota Bogor. Sehingga sering mendapatkan kunjungan sekaligus sebagai tempat studi bagi berbagai institusi baik pemerintah, kelompok tani wanita, orgamisasi umum, perguruan tinggi dan bahkan para peneliti serta penyuluh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline