Lihat ke Halaman Asli

Mr Sae

Peneliti

Ancaman JK Buat Jokowi

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh meneken berkas pertama kali diikuti oleh sang capres Joko Widodo (Jokowi). Kemudian diikuti Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dan Ketua Umum Partai Hanura Wiranto. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri meneken berkas paling akhir.

Pasangan pertama pilpres Jokowi JK akhirnya terbentuk hari ini, setelah masyarakat dan pengamat dibuat dek dekan siapa sebenarnya yang akan mendampingi Jokowi. Pilihannya jatuh pada JK anak asli Makasar, pengusaha, aktivis HMI, fungsianoris golkar, mantan wakil presiden dan pimpinan PMI nasional.

Ini adalah pasangan sipil dengan sipil sepanjang sejarah RI setelah sebelumnya juga terjadi pasca reformasi yaitu mega dan gusdur. Namun sejarah telah mencatat, pasangan sipil sipil untuk Indonesia yang sangat luas dan kompleks permasalhanya tidak hanya membutuhkan presiden dan wakil presiden yang kuat secara fisik, tapi juga harus luas dan kuat secara fisik dan pemikiran.

Megawati tidak lama menduduki kekuasaanya karena lemah dalam kepemimpinan, manajemen dan mengelola dinamika sosial yang menyentuh idiologi/keagamaan di Indonesia demikian halnya dengan Gusdur. Gusdur selain memiliki keterbatasan fisik saat itu, juga lemah dalam kepemimpinan dan menyederhanakan permasalahan bangsa. Namun, sikap Gudur dan Mega yang paling mencolok dan mendapat tekanan kuat dari rakyat adalah saat kepentingnan idiologi/keagamaan dan jati diri bangsa di tukar atau dicampur adukkan dengan kepentingan asing. Sehingga isu agama/idiologi jika dibentukan akan memicu reaksi kuat rakyat.

Jokowi sudah menunjukkan Indikasi itu dengan jelas sebelum muncul sebagai cawapres terutama yang terkait jati dirinya dan siapa orang orang dibelakangnya serta apa motif tersembunyi yang diakntonginya. Namun, publik sudah tahu, bahwa Jokowi juga memiliki kepentingan sebagaimana sebelumnya Megawati dan Gusdur lakukan. Bahkan di masa Jokowi ini kekuatan asing dan dalam bersatu padu untuk mencapainya.

Jika kemudian motif idiologi akan bergerak dan menggelinding, maka reaksi kuat akan justru lebih kuat dan masif yang kemudian berimplikasi ke masalah politik, ujung ujungnya instabilitas mengancam Jokowi JK.

Pertanyaan saya adalah?

Sekuat dan sejauhmana peran besar Jokowi?

dan akan diposisiskan sebagai apa JK?

Jika keberhasilan Jokowi dinilai dari Kota Solo, maka variabel apa yang paling besar/penting yang menurut masyarakat Solo sukses?

Jikakeberhasilan Jokowi dinilai dari DKI, karya termahal apa yang sudah dilakukan Jokowi untuk pubik Jakarta?

Jika keberhasilan Jokowi dinilai dari kepiawian sebagai tokoh PDIP, sejauh mana PDIP dan jajaranya tidak melakukan tindak pdana korupsi yang menurut KPK PDIP merupakan parpol yang nomer wahid tidak pidanya.

JK adalah memiliki kelebihan dalam aspek pemahaman ekonomi dan pengalaman menjadi wakil presiden. Tentu posisi JK sebagai wakil tidaklah terlalu dominan dan relevan. Jadi posisi JK dipasang untuk merespon pasar.

Jika Jokowi tidak tangguh atau lemah dalam kepemimpinan kemudian tangan tangan partai, tokohdan pemikiranya lebih mempengaruhi Jokowi sebagai presiden, maka benarlah persepsi dan kesimpulan banyak orang bahwa Jokowi bukan leader yang sejati alias boneka.

Jika Jokowi dan JK menang, maka Golkar turut juga berbahagia walaupun bukan sebagai mitra koalisi. Mengapa?karena orang Golkar sudah diwakili JK. Jadi ARB masih aman dan bisa mencicipi kembali jabatan sebagaimana dulu Golkar tidak ikut koalisi dan pemenangan SBY tapi mendapat jabatan terhormat.

Dalam posisi seperti ini Golkar sukses menghantarkan orangnya lewat JK, namun PDIP, Nasdem, PKB dan Hanura tidak menyadari bahwa Golkar memiliki misi besar dan selalu menjadi duri sepanjang sejarah untuk meraih keinginan keinginanya.Korban utama 2009-2014 adalah Demokrat, melalui orang orangnya Golkar menanamnya di Demokrat kemudian menghancurkanya melalui pengurus teras Demokrat yang sebelumnya sebagai kader Golkar sebutlah salah satunya adalah Luhut. Demokrat telah menanam duri dalam daging partai yaitu orang orang Golkar berbaju Demokrat.

Jokowi sepertinya akan mendapatkan hal yang sama jika JK masih dalam rahim dan kendali Golkar dan ini sangat mungkin terjadi karena Golkar tidak hanya pemain ulung, lihai dan cerdik tapi juka bisa membius lawan lawanya bahkan membunuhnya jika perlu. Bukankan kasus century, hambalang, SKK migas dan seterusnya didalamnya ada peran Golkar?

Jokowi tidak hanya mendapat resistensi dari Golkar melalui JK, namun Jokowi sudah tercium juga aroma/bau misi idiologinya dantergandeng oleh kepentingan asing, maka media dan rakyat juga tidak akan tinggal diam. Artinya jika hal itu terjadi Jokowi tidak akan nyaman dan tidak bisa tidur nyenyak.

Kepemimpinan Jokowi sebagai presiden sangat dipertaruhkan!tidak hanya menggantikan SBY, tapi seluruh kekurangan dan permasalahan hukum, politik, sosial dan ekonomi yang melanda Indonesia jika tidak mampu diselesaikan dengan baik, maka Jokowi bersama PDIP, Nasdem, Hanura dan PKB telah menyiapakan kuburanya sendiri khususnya di tahun 2019. Dan saya yakin Jokowi sangat sulit bisa menyelesaikanya jika Golkar melalui JK masih menjadi bagian dari darah kolaisi. Ditambah dengan kepemimpinan Jokowi yang diragukan dan komposisi koalisis sertakemampuanya dalam menerima rival dari partai partai lain.

Jakarta sudah menjadi bukti betapa miniatur yang kecil untuk DKI saja Jokowi belum bisa unjuk rasa apalagi unjuk Gigi.

Kita lihat saja nanti.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline