Lihat ke Halaman Asli

SADRIMSC

saat ini adalah pengajar di salah satu institusi pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 1.1: Kesimpulan dan Refleksi

Diperbarui: 1 April 2024   12:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Penulis

KESIMPULAN DAN REFLEKSI MODUL 1.1

 

Assalamualaikum Warrahmatulahi Wabarakatuh

Salam sejahtera bagi kita semua, Syalom, Oom Swastiastu, Namo Buddhaya, Wei De Dong Tian, Salam kebajikan.

Bapak/Ibu guru hebat yang membaca artikel saya saat ini, perkenalkan saya SADRI, S.Pd., M.Sc, unit kerja pada SMP Negeri 1 Wawolesea di Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara. Saat ini saya sedang menempuh Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 10, dan sedang menyelesaikan tugas terkait modul 1.1.

Pengajaran adalah salah satu elemen dalam proses pendidikan yang lebih luas. Ini adalah cara di mana pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai disampaikan kepada siswa oleh guru atau pendidik. Dalam konteks ini, pengajaran merupakan komponen penting dari proses pendidikan. Tujuan utama pendidikan adalah untuk membentuk individu yang memiliki pengetahuan yang luas, keterampilan yang berkembang, dan karakter yang baik. Pengajaran berperan dalam mencapai tujuan ini dengan menyediakan lingkungan di mana siswa dapat belajar, menerima bimbingan, dan memperoleh pengetahuan serta keterampilan yang mereka butuhkan. Dengan demikian, pengajaran dan pendidikan memiliki hubungan yang erat dalam memfasilitasi proses pembelajaran dan pembentukan individu secara menyeluruh. Meskipun keduanya memiliki peran yang berbeda, keduanya bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih besar

Mempelajari modul 1.1 mengenai konsep pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara dalam konteks pembelajaran dikelas telah membuka banyak mindset berpikir saya. Sebagai pendidik, ternyata masih banyak komponen yang harus saya perhatikan dalam mencapai pembelajaran yang menyenangkan dan berkualitas.

Saat saya berkontemplasi terhadap pembelajaran yang saya lakukan selama ini, maka saya menemukan bahwa sebelum mempelajari modul 1.1, pandangan saya tentang murid dan pembelajaran di kelas terbatas pada hal-hal seperti berikut ini:

Pertama, saya memandang selama ini bahwa murid seperti kertas gambar yang kosong, yang tidak memiliki pengetahuan sama sekali. Pandangan saya ini semakin tak terbendung dikarenakan saya juga guru mata pelajaran matematika. Saya meyakini bahwa pelajaran matematika tentu menjadi pelajaran sulit bagi mereka pahami. Berangkat dari kondisi ini, kemudian saya memandang siswa seperti kertas gambar yang masih kosong, yang harus saya lukiskan sendiri semua gambar pengetahuan di dalam kertas tersebut. Akibatnya, saya terjebak dalam pemikiran bahwa saya hanya satu-satunya sumber pengetahuan matematika bagi mereka dan tidak ada yang lain, serta berasumsi jika kertas gambar telah terisi penuh maka saat itulah keberhasilan saya sebagai guru matematika.

Kedua, semua murid harus diperlakukan secara adil. Dalam arti, selama ini yang saya pahami adalah murid harus diajar dengan model pembelajaran yang sama tanpa mempertimbangkan gaya belajar setiap individu. Hal ini didasari atas pemahaman saya yaitu setiap murid pada akhirnya akan di evaluasi dengan soal yang sama untuk diukur penyerapan pembelajarannya dikelas. Konsep-konsep seperti kebebasan belajar, kemandirian, dan keunikan individu mungkin tidak seutuhnya terintegrasi dalam pendekatan pembelajaran saya sebelumnya

Ketiga, pembelajaran berpusat pada guru. Selama saya melaksanakan pembelajaran dikelas, murid harus mengikuti aturan yang saya buat. Jika terjadi pelanggaran maka saya akan memberikan hukuman jera. Hal ini agar murid yang lain melihat dan segan tentang konsekuensi hukuman jika melakukan hal-hal yang mempengaruhi negatif murid lain selama proses dikelas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline