Lihat ke Halaman Asli

Perempuan Membuat Aku Menangis

Diperbarui: 19 Mei 2018   21:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa sangka, di tengah rumah inap tamu salah satu pasantren di kota yang sejatinya melahirkan anak-anak bangsa yang nantinya akan mengabdikan ilmu nya kelak.

Terdengar suara lelaki muda dari salah satu kamar rumah inap berbicara tentang kebahagiaan hidup, kebahagiaan jalan-jalan yang baru saja di lalui dengan perempuan lawan berbicaranya.

Arloji yang di kenakannya di tangan kanannya itu sudah berbunyi, pertanda sudah sejam mereka menjalin komunikasi jarak jauh, setidaknya mereka merasakan kedekatan dengan bantuan telpon genggam yang sudah tidak muda lagi usianya, hingga penyakit apabila di carger cepat penuh dan cepat pula terkuras.

"Gantikan saja HP nya" suara perempuan itu dari kejauhan yang teramat

"Kasian, kan nanti nomor kawan-kawan harus di cari lagi, dan di save ulang, kalau ada di Group WA" jelas lelaki yang sendiri di rumah inap yang lumayan besar itu.

"Simpan di kartu kan bisa" Perempuan itu memberikan solusi yang sepertinya ide terbaik satu-satunya yang tidak membuat lelaki itu repot.

"Udah penuh kapasitasnya" Lelaki itu memberi penjelasan singkat

"Batrenya saja di gantikan" ini baru ide yang luar biasa yang membuat lelaki itu terdiam seribu bahasa.

Dan lelaki itu hanya berkata *"Oke"* tanpa banyak komentar lanjutan.

Tidak banyak lagi suara yang terdengar dari lelaki yang sesekali dirinya melirik Novel *Tere Liye* yang sejak kemarin dia menyisiri kalimat-kalimat keren yang di tulis oleh penulis hebat itu,  kali ini dia hanya melirik sekilas, karena dia kelihatan asyik mendengar suara yang membuat dia ahirnya terhenti berkata-kata.

Di punghujung percapakan mereka kedengaran suara laki-laki itu hanya berkata _"enggak, enggak ada, enggak"_. Karena dia di suruh oleh perempuan dari jarak yang tidak dekat itu untuk berkata-kata lagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline