Lihat ke Halaman Asli

Sadna IzzatulAzka

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta

Fomo Cromboloni, Hati-Hati terhadap Kejadian Obesitas

Diperbarui: 13 Januari 2024   16:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

 

Siapa nih yang disini belum mengenal Cromboloni ? Dunia kuliner tidak pernah gagal dalam menciptakan inovasi di kalangan anak muda. Anak muda mempunyai tingkat ketertarikan terhadap sesuatu sedang tren atau biasa disebut dengan FOMO (Fear of Missing Out). Fomo sendiri merupakan rasa keinginan berlebih dengan terus mengikuti hal-hal yang dilakukan orang lain (Przybylsky, 2013). Saat ini yang menjadi FOMO dikalangan anak muda yaitu hadirnya sebuah makanan manis yang disebut dengan cromboloni. Perpaduan antara pastry dengan bomboloni (donat) menjadi daya tarik tersendiri untuk mencicipinya. Cromboloni mempunyai tekstur renyah di bagian luar dan krim lumer pada isiannya, tak heran inilah yang menjadi daya tarik cromboloni yaitu bentuknya yang lucu dan mempunyai sensasi makan yang unik..

Awal mula cromboloni muncul di Indonesia yaitu pada platform tiktok dimana, ada seseorang yang sedang menikmati pastry ini dengan mengunggah vidionya ke tiktok dan banyak orang yang tertarik dengan pastry roll croissant yang kemudian terdapat sebuha kafe yang menjual makanan ini dan diberi nama cromboloni. Saat itulah pada warga tiktok tertarik dengan makanan tersebut dan dibuatlah video reaction. Dengan adanya tiktok tersebut yang dijangkau oleh masyarakat luas banyak kafe-kefe lain juga menjual makanan ini hingga banyak orang mengantri untuk membelinya.

Cromboloni merupakan hasil inovasi dari pastry yaitu croissant yang dipadukan dengan bomboloni (donat). Croissant termasuk ke dalam jenis pastry yang biasanya disajikan sebagai makanan pendamping kopi pada coffee shop. Croissant ini dalam pembuatannya menggunakan bahan tepung terigu, minyak atau mentega, dan ragi. Bentuk dari croissant ini mudah dikenali karena mirip dengan bulan sabit, dengan tektur renyah di bagian luar dan berlipat (Kurniasih, 2022). Bomboloni merupakan donat komersial yang berbahan dasar tepung terigu, gula, dan ragi, dengan tambahan berbagai topping seperti coklat, selai, dan lain sebagainya (Diono dkk, 2022).

Cromboloni yang viral ini perlu diwaspadai ya temen-temen, dibalik uniknya cromboloni ini mempunyai kalori dan kadar glukosa yang tinggi loh. Pada unggahan instagram @flimtyfiber menyebutkan bahwa dalam satu sajian cromboloni mengandung 500 kkal, serta kandungan gula di dalamnya berkisar antara 15-30 gram per sajian. Kandungan-kandungan yang terdapat dalam cromboloni inilah yang dapat memicu terjadinya obesitas dikalangan anak muda. Padahal menurut data Permenkes RI Nomor 30 tahun 2013, terdapat rekomendasi dalam mengonsumsi gula yaitu maksimal 4 sendok makan atau 50 gram dalam sehari.

Berdasarkan WHO (2016) lebih dari sekitar 1,9 miliar usia di atas 18 tahun mempunyai kelebihan berat badan dengan prevalensi obesitas sebesar 600 juta, sehingga total keseluruhan diperkirakan 13% populasi (11% laki-laki dan 15% perempuan) mengalami kondisi obesitas. Menurut data Riskesdas (2018) menunjukkan bahwa penduduk usia 18 tahun ke atas yang mengalami obesitas mengalami peningkatan dari yang sebelumnya 15,4% menjadi 21,8%.Hal ini sejalan dengan tren global (Kanker dan Caballero, 2012) menunjukkan bahwa prevalensi berat badan berlebih dan kejadian obesitas lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan dengan laki-laki di Indonesia.

Kebiasaan dalam mengonsumsi makanan dengan kadar gula yang relatife tinggi dapat memicu terjadinya kejadian obesitas di kalangan anak muda. Dalam memilih makanan harus diperhatikan, saat ini makanan yang mengandung gula sederhana mulai mengalami peningkatan. Pada gula pasir yang terkandung di dalamnya berupa glukosa banyak ditemukan pada produk makanan atau minuman yang sedang tren saat ini (Fatmawati, 2019).

Anak muda zaman sekarang lebih cenderung mempunyai kebiasaan makan yang buruk dan lebih mementingkan perut kenyang dan enak (Hafiza dkk, 2020). Anak muda mempunyai kebiasaan yaitu sering mengonsumsi jenis makanan yang tinggi kalori, lemak, dan gula. Dimana kandungan tersebut jika dalam dikonsumsi dalam jumlah yang sering dan jangka waktu yang panjang akan berdampak pada terjadinya obesitas (sineke dkk, 2019).

Obesitas adalah sebuah kondisi adanya penumpukan lemak dalam jumlah yang berlebih di dalam tubuh. Hal ini terjadi karena asupan energi yang masuk lebih tinggi dibandingkan dengan asupan yang keluar, sehingga memicu adanya penumpukan lemak yang berlebihan (Angely dkk, 2021). Adanya peningkatan penumpukan lemak pada penderita obesitas dapat mengakibatkan terjadinya resistensi insulin, yang dapat memicu terjadinya peningkatan kadar glukosa dalam darah (Chiluwa, 2013).  

Dalam mencegah risiko terhadap kejadian obesitas selain menghindari dan mengurangi asupan gula, tidak lupa diimbangi juga dengan aktivitas fisik ya. Aktifitas fisik dapat dilakukan dengan yang sedang tidak harus yang berat. Menurut rekomendasi Kemenkes aktivitas fisik dapat dilakukan selama minimal 30 menit setiap harinya. Aktivitas fisik ini dilakukan dapat bermanfaat untuk menjaga berat badan, memperbaiki kekuatan otot tubuh, dan menjaga tekanan darah dalam kondisi normal. Bagi yang ingin agar berat badannya selalu dalam keadaan normal dan menurunkan resiko terjadinya obesitas, mulai sekarang yuk dapat meruntinkan olahraga, agar asupan yang masuk ke dalam tubuh itu sebanding dengan energi yang dikeluarkan.

Takut akan kejadian obesitas gara-gara makan Cromboloni, Eitss jangan khawatir yaa ada tips bagi yang menginginkan makan cromboloni, tetapi yang sehat, bisa loh yaitu dengan  mempraktekkan hal-hal ini :

  • Membuatnya sendiri di rumah dengan bahan-bahan yang mudah dicari tentunya
  • Mengganti tepung terigu dengan tepung gandum utuh
  • Dikreasikan dengan topping buah-buahan
  • Isian Cromboloni dapat diganti menjadi buah-buahan
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline