Lihat ke Halaman Asli

Ridwan Kamil, Politisi Pengingkar Janji

Diperbarui: 6 Desember 2017   14:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Golkar dukung Ridwan Kamil untuk Pilgub Jabar (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan) Read more at https://kumparan.com/muhamad-iqbal/setya-novanto-ungkap-alasan-pilih-ridwan-kamil-ketimbang-dedi-mulyadi#m3CmlIsvVRwtUU2c.99

Apa yang saya lihat tentang Ridwan Kamil dalam menentukan pasangan calon untuk mendampinginya ternyata ada kesamaan dengan ketua PPP Romahurmuziy (Romi).

Di tulisan saya kemarin, yang belum nyampe tiga jam muncul pernyataan dari Pak Romi kalau 'Ridwan Kamil banyak Umbar Janji soal Cawagub' yang terbit di media Detiknews selasa 05/12 malam.

Sebelumnya saya menulis kalau Ridwan Kamil menawarkan sejuta harapan kepada setiap partai politik agar mau meminangnya. 'saat sendiri kau datang mengemis-ngemis pada kami tanpa punya malu, sekarang ketika kamu sudah memiliki apa yang kamu punya, kau campakan kami dengan sejuta harapan dan angan yang sirna dalam kebohonganmu'

Datang ke PKB, datang ke PPP dan datang ke Golkar dengan membawa janji manis yang memeluluhkan hati. Begitulah kalau Playboys dalam yang hanya bermodalkan janji, ketika diminta untuk bertanggung jawab, 'lari terbirit-birit'!

Jangankan untuk menjadi Pemimipin sejati, memikul amanah Rakyat, memikul omongannya saja sudah tidak mampu. Salah satu tugas yang di emban laki-laki yaitu menjadi objek pengambil keputusan (Pemimpin), dan sebelum menjadi pemimpin, sebaiknya belajar dulu menjadi laki-laki sejati yang bertanggung jawab.

Karena, Kecerdasan dan ganteng (Cakep) laki-laki tidak serta merta di pandang dalam fisik semata. Melainkan 'Tanggung Jawab' apa yang telah dilakukannya. Kemewahan seorang laki-laki adalah tindakannya.

Dalam hakikat cinta, Ridwan kamil tentu paham. Kesetiaan, ketulusan dalam membangun sebuah komitmen merupakan hal yang paling mendasar.

Bagaimana bisa mencintai rakyat, apabila Ridwan Kamil sendiri tidak menghormati partai pengusungnya, bukankah dengan diusungnya menjadi calon Gubernur oleh Partai Politik merupakan sebuah jalan mencintai rakyatnya untuk sebuah pengabdian.

Perbuatan main klaim, dan asal bicara kesetiap partai mulai mendapatkan hasil. Pepatah 'mulutmu-harimaumu' merupakan pepatah yang cocok untuk Ridwan Kamil.

Cara menyelesksi Cawabup yang di tawarkan Ridwan Kamil melalui Konvensi merupakan ketidak mempuannya dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.

Maka, dalam hal ini saya sangat sependapat dengan yang dikatakan oleh Pak  Romi, 'Sesungguhnya Konvensi ini digunakan kang emil untuk melepaskan diri dari janji kepada semua partai'

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline