Lihat ke Halaman Asli

Ridwan Kamil dan Permen Politik

Diperbarui: 5 Desember 2017   12:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Partai-partai Politik pengusung Ridwan Kamil untuk Pilgub Jabar tahun 2018 mendatang seperti ditelanjangi. Mereka dibuat tidak memiliki harga diri dan posisi tawar.

Padahal, mereka juga yang menentukan sikap untuk mendukung, mereka pula yang mengemis-ngemis meminta Calon Wakil Gubernur sebagai pendamping untuk Ridwan Kamil.

Pepatah di asingkan dari rumah sendiri sepertinya kurang pas untuk menyikapi hal tersebut. Yang pasti, partai tersebut dijadikan seperti anak kecil yang dijanjikan permen Politik.

PPP dengan lantang menginginkan kadernya Uu Ruzhanul Ulum yang juga Bupati Tasikmalaya untuk menjadi pendamping Ridwan Kamil.

Partai Golkar yang merupakan 'Runner up' pada Pemilu tahun lalu dengan perolehan 17 Kursi di Parlemen telah merekomendasikan Ridwan Kamil dengan Daniel Muttaqien untuk bertarung di Pilgub Jabar.

 Ironisnya, Golkar Seperti tidak punya harga diri dan tidak punya malu, elit DPP Golkar mengemis-ngemis agar Ridwan Kamil berpasangan dengan Daniel. Walaupun keinginan Elit tersebut di pandang sebelah mata oleh Ridwan Kamil.

PKB, Partai kedua yang mengusung Ridwan Kamil juga tidak mau kalah. Mereka 'keukeuh' agar Ridwan Kamil berpasangan dengan Kadernya. Syaipul Huda pun di gadang-gadang akan mendampingi Ridwan Kamil. Sesuai dengan kesepakatan awal yang ramai di bicarakan, PKB akan mengusung Ridwan Kamil sebagi Calon Gubernur, tetapi dengan catatan Wakilnya dari PKB.

Partai NasDem yang notabenya pengusung pertama Ridwan Kamil pun ternyata tidak mau ketinggalan, awalnya mengsung tanpa syarat, sepertinya sekarang mulai menginginkan syarat. Syaratnya tentu posisi Wakil Gubernur pula yang di bidik.

Perebutan posisi calon Wakil tersebut sangat mirip dengan realita jaman now sekarang ini. Seperti anak kecil yang di janjikan permen apa bila mau melakukan sesuatu. Satu permen untuk satu orang. Sisanya sakit hati karena tereliminasi.

Dari awal, sepertinya memang Ridwan Kamil tidak pernah konsisten dengan ucapannya. Dia selalu ingin berpasangan dengan kader partai-partai tersebut. Tapi ketika partai tersebut sudah menyatakan sikap, dengan lembut Ridwan Kamil berkata 'nanti dulu, ada mekanisme yang di tempuh, ada syarat juga yang harus di lewati'

Hal tersebut jelas berbanding terbalik dengan apa yang di janjikannya. Kalau kata remaja jaman Now itu kurang lebih seperti ini 'saat sendiri kau datang mengemis-ngemis pada kami tanpa punya malu, sekarang ketika kamu sudah memiliki apa yang kamu punya, kau campakan kami dengan sejuta harapan dan angan yang sirna dalam kebohonganmu'

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline