Lihat ke Halaman Asli

SADIMIN WONG BREBES

Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XII

Membangun Kultur Sekolah yang Kondusif

Diperbarui: 8 Maret 2020   17:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Perubahan lingkungan pada sekolah baik  eksternal maupun internal sekarang ini terjadi begitu cepat. Dengan demikian tanpa perubahan diri secara tepat dan signifikan pada sekolah tersebut akan ditinggal pelanggan internal dan eksternal, mati terlindas roda perubahan.

Bagi kepala sekolah hal itu adalah tugas yang sangat berat, sebab banyak hal yang perlu dibenahi, baik dari proses pembelajarannya, sarana prasarana, dan pengelolaan. Peran kepala sekolah sebagai pemimpin harus berusaha memberikan pengaruh, memotivasi, mengarahkan dan mensinergikan semua potensi sekolah yang di anggap penting, sebab kepemimpinan kepala sekolah dapat sebagai pendorong adanya kegiatan dan perubahan. Sebagai manajer, kepala sekolah menyadari harus mampu bekerja sama dengan segenap elemen dalam  sekolah. Sebagai target goalnya adalah tingginya kualitas pendidikan yang terjadi di satuan pendidikan yang menghasilkan kualitas belajar peserta didik.

Berkaitan dengan kondisi tersebut maka kepala sekolah perlu melalukan langkah langkah konkrit untuk mengelola unsur perubahan,membangun kultur sekolah kondusif, menuju sekolah yang mampu menghadapi tantangan lokal dan global

Lingkungan iklim kerja yang kondusif dan bersih sangat penting untuk diperhatikan, karena hal ini akan lebih memungkinkan kenyamanan belajar bagi siswa, maupun kenyamanan mengajar bagi guru. Lingkungan fisik yang menarik, lingkungan kerja yang kondusif dan bersih, tentu dengan mutu yang bagus, akan menarik minat dan simpati dari masyarakat, sehingga untuk masyarakat cenderung menyekolahkan putra-putrinya ke sekolah ini.

Budaya kerja yang kondusif dan bersih akan menyebabkan guru-guru dan tenaga kependidikan merasa nyaman dan tentram bekerja di sekolah tersebut. Pada akhirnya apabila sudah muncul kenyamanan, maka niat untuk bekerja dengan sungguh-sungguh dan memajukan sekolah tersebut akan muncul.

Ketercapaian realisasi program-program tersebut dapat dilihat hasilnya misalnya:  Mayoritas warga sekolah membuang sampah pada tempatnya, dalam pembelajaran semula teacher centered menjadi student centerd; guru mampu bekerja mandiri; guru bekerja secara prosesional.

Dalam Membangun  kultur sekolah kondusif ada kendala yang dihadapi, diantaranya kesempatan yang tidak maksimal dan sumber daya manusia yang tidak semuanya baik/memenuhi standar. Sebagai solusi menggunakan waktu seefektif mungkin, memanfaatkan kesempatan yang ada, dan membimbing penuh kesabaran.

Dalam Membangun  kultur sekolah kondusif, implementasi prioritas pengembangan didukung oleh strategi dasar berikut: Kepemimpinan yang transparan, konsisten, dan mengutamakan kebersamaan dan mampu memberikan contoh/teladan yang baik; pengelolaan kelembagaan yang sinergis, efisien, dan produktif; profesionalisme dalam manajemen; partisipasi aktif, menyeluruh, dan terbuka melalui penguatan peran unit-unit dasar; jejaring dan kemitraan pada tingkat lokal, dan nasional.

Hendaknya setiap warga sekolah dapat lebih terbuka terhadap kritik, saran, dan masukan guna mencari data untuk dijadikan ide kegiatan dan kemudian ditanggapi secara profesional. Perlunya pemahaman seluruh warga dalam mengadakan pembangunan berkesinambungan untuk mewujudkan satuan pendidikan yang kondusif dan memiliki prospek dan berdaya saing tinggi ditengah-tengah perubahan masarakat global. Perlunya bekerjasama dengan pemerintah dan pihak swasta serta masyarakat dalam rangka penggalian sumber dana dan promosi program sekolah untuk mengembangkan sekolah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline