Kendari (Sultra)- Siapa yang tidak pernah mendengar istilah "Politik". Semua pasti tidak asing mendengar istilah itu. Bahkan istilah itu sudah menjadi konsumsi sehari-hari buat kita. Kehadirannya yang tidak pernah luput dari pemberitaan diberbagai media baik Televisi, cetak, Online, elektronik, dll. Menjadi alasan setiap orang tak pernah luput membicarakannya dalam sedetik.
Namun, dalam hemat saya 99 persen orang akan berpandangan negatif mengenai politik itu, bahkan menganggap Politik itu kotor, menjijikan, jorok, membosankan dan semua yang jelek-jelek itu adalah politik.
Konotasi bahwa "Politik" kotor, jijik, dan apalah itu. Merupakan asumsi dari sebagian profesi dan pekerja masyarakat Indonesia saat ini. Profesi apakah itu baik, mereka yang memiliki pendidikan yang tinggi sampai mereka yang tidak pernah mengenyam dunia pendidikan.
Keadaan asumsi itu tidak bisa pula sepenuhnya kita salahkan, tidak bisa pula kita nafikkan. Bagaimana tidak, semua aktivitas politik yang kita lihat dan rasakan sekarang ini memang menunjukan politik itu jahat, kejam, anarkis dan lain sebagainya.
Lantas, kita sebagai insan intelektual yang mengenyam pendidikan diperguruan tinggi, terlebih mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik (FISIP). lebih khusus lagi Mahasiswa dari Jurusan Ilmu Politik. apa yang harus kita lakukan dengan keadaan politik yang tak sesuai fitrahnya itu?
Sudah menjadi tugas, serta tanggung jawab kita sebagai Mahasiswa, untuk menghilangkan mindset berfikir sebagian orang yang menganggap bahwa "Politik" itu kotor seperti penjelasan di atas. Pasalnya sejak pertama kali menginjakkan kaki didunia kampus, kita telah diikat dengan yang namanya Tridharma Perguruan Tinggi.
Apakah Tridharma Perguruan Tinggi itu? Kata awalnya saja sudah menunjukkan tiga kewajiban kita sebagai mahasiswa. Lalu apakah tiga kewajiban itu? Terlalu panjang untuk dijelaskan. Sebaiknya kita langsung mengambil poin yang paling intim dari ketiganya itu. Oke? Lanjut...
Tridharma Perguruan Tinggi yang salah satu poinnya adalah, Pengabdian Kepada Masyarakat, adalah poin yang harus kita realisasikan. Tidak hanya itu, penting pula untuk diteruskan dalam setiap gerak dan tingkah laku kita sebagai Mahasiswa di tengah-tengah masyarakat, dan sebagai warga negara terhadap bangsanya.
Maka, Mahasiswa Ilmu Politik wajib untuk menyebar luaskan, bahwa politik itu tidak sejorok yang dikatakan oleh sebagian kalangan masyarakat, serta tidak sekejam yang kita bayangkan.
Sejatinya, yang membuat politik itu kotor, kejam, anarkis, jahat adalah orang-orang kotor yang memang mempunyai niat mengotori wajah perpolitikkan itu sendiri. Sehingga masyarakat sebagai penonton tertanam stigma yang buruk terhadap istilah Politik.
Sesungguhnya, jika kita mengilhami lebih mendalam arti politik itu, nampak Politik akan menjadi obat terhadap penyakit kemanusiaan. Bagaimana tidak Politik sungguh mempunyai makna yang indah, yaitu bagaimana kita memanusiakan manusia sebagai objek dari Politik bukan menjelmakan manusia menjadi singa yang sedang mencari mangsa.