Lihat ke Halaman Asli

Hr. Hairil

Menulis itu kebutuhan, bukan hiburan.

Lantunkan Satu Nada Terakhir

Diperbarui: 17 Juni 2021   05:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi - foto BBC.com

Kalau kau pegiat sastra,
Tuliskan saja beberapa sajak yang bermakna. Jika nanti kan kubaca, siapa yang layak menerimanya

Kalau kau seniman,
Ukir saja satu bait indah, kelak nanti kubaca, ada yang terjatuh  dalam pelukan

Seduh aku sedikit pesona, jiwa-jiwa yang manyatu bersama raga tak dapat meronta

Kalau kau bijaksana
Tuangkan kebaikan di kalbu ini, kelak jika aku tiada, ada yang bisa menjaga namaku di dunia

Lukislah, seluruh lara dan juga kerinduan sepanjang jalan kita. Buatkan raga bersinar melampaui derita

Kelak nanti dalam temaram,
Kusebut nada tak berirama, berbaris jiwa-jiwa hampa di halaman yang suram

Nyayikan aku,
Nyaikan syair-syair indah meskipun nadanya tak beraturan

Jalan kita,
Tak butuh irama atau roman-roman puitis. Kita tidak hanya terbuang jauh dari kesilapan mata yang siap menerka siapa saja

Kita dalam kesejukan, rinai-rinai malam menuai riang. Cahaya dalam hati sudah terbang menuju tumpuan harapan

Semua di jalan kita, tersirat atau tersurat menengahi risau yang menua, rindu yang kering tak lagi bermakna

Jika kau seorang tabib
Ramu lah sedikit ubat, agar aku berhenti berharap pada mimpi yang tidak wajib.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline