"Kalau tidak macet namanya bukan Jakarta"
Pernahkah kita mendengar Jakarta tanpa macet dari waktu kewaktu?
Kota Jakarta dengan Jumlah penduduk makin meningkat dari hari ke hari, selain aktivitas industri, ekonomi, politik dan lainnya. Kemacetan adalah bentuk eforia yang mengalami komplikasi sangat tinggi (Komplikasi Eforia berlebihan) .
Kemacetan disebabkan oleh kepadatan penduduk disuatu wilayah tersebut, utamanya wilayah (Perkotaan). Contoh rill kemacetan adalah dampak dari kepadatan penduduk, dapat kita lihat dibeberapa kota besar seperti Bandung, Bogor, Depok dan Jakarta.
Selain kepadatan penduduk, adapun penyebab kemacetan terjadi adalah perpindahan penduduk dari desa (daerah) lain ke kota. Perpindahan penduduk adalah atau Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain di dalam negeri maupun dari suatu negara ke negara lain untuk menetap, baik secara perorangan, keluarga maupun berkelompok.
Menurut Sensus Penduduk Indonesia Migrasi adalah orang yang tinggal di daerah baru selama enam bulan atau lebih
Terjadinya perpindahan disebabkan oleh banyak faktor, seperti ekonomi, politik atau agama, penyakit, lingkungan dan sebagainya. Adapun faktor yang mendorang terjadinya migrasi adalah daerah menurutnya sudah tidak aman, lapangan kerja dan lain-lain.
Banyak juga perkara yang menyebabkan terjadinya migrasi, baik migrasi nasional atau internasional. Luas lapangan kerja dan tingkat ke-aman-an daerah tersebut menjadi faktor penyebab migrasi lainnya.
Di jakarta, kenyataan sendiri kita dapat melihatnya ketidak pada hari libur, hari-hari besar atau lainnya di mana tingkat mingrasi terjadi bahkan berdampak pada aktivitas, kemacetan, kematian, angka kecelakaan dan lain-lain
Kita lihat Data Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Jakarta, menunjukkan jumlah penduduk Jakarta selalu naik setiap tahun. Sejak 2010 hingga 2014, rata-rata kenaikan jumlah penduduk 100 ribu
Data tersebut diatas, terdapat dapat kita lihat tingkat kedatangan orang di kota jakarta semakin bertambah. Jumlah penduduk Jakarta makin membengkak setelah Hari Raya Lebaran. Migrasi paska lebaran mungkin menjadi budaya bagi setiap dari masyarakat indonesia yang beragama islam (budaya pulang kampung), sehingga pada saat kembalinya dari kampung (Terjadi peningkatan) migrasi, jumlah pendatang baru di Jakarta usai Lebaran mencapai 45 ribu - 50 ribu orang