Lihat ke Halaman Asli

Hr. Hairil

Menulis itu kebutuhan, bukan hiburan.

Akumulasi Kegagalan Menjadi Inspirasi

Diperbarui: 23 November 2017   00:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Ilustrasi : Gill Marketing Group.

"Jangan abaikan kegagalan yang sudah-sudah, karena gagal itu inspirasi"

Kita Pernah mendapat satu inspirasi dari orang lain atau keadaan alam, juga masalah yang membentur hidup kita. Semua terakumulasi dalam satu wujud yang namanya Inspirasi. 

Bukan berarti, inspirasi itu selalu positif kita menilainya. Apalagi kalau inspirasi itu datang dari hal atau orang yang bertentangan dengan akal sehat kita. Jadi inspirasi yang kita dapat bersifat negatif adanya. 

Banyak sudah kenyataan yang mengisyaratkan kita gagal melakukan sesuatu. Hal yang demikian kita temukan baik di jalan-jalan, kantor, perusahan, sekolah dan banyak tempat lainnya

Begitulah isyarat sebuah kegagalan memberi signal pada kita dan direspon secara positif lalu di imbangi dengan pertimbangan baik itu pertimbangan secara rasionl dan irasional sekalipun. 

Setelah melewati metode pertimbangan itu, barulah kita dapat menarik benang merah suatu kerja pikiran yang kita lakukan akan mengalami kegagalan. Ya,  kegagalan. Sifat kegagalan bagi sebagian orang adalah total ketidaksuksesan. 

Toh, gagal itu bukannya hal negatif yang selalu memburu cara berfikir orang lemah dan menyudutkan kita pada ketakutan untuk mengambil sikap atau membuat keputusan.

Ataukah, kegagalan itu membuat banyak orang depresi dan lalu memilih jalan lain menuntaskan kerjanya atau hal yang dia ingin selesaika.

Pertanyaannya. Apakah selama ini orang bersedia menerima gagal sebagai inspirasi? Apakah orang bersedia mengulang-ulang kegagalan yang dia sendiri dan orang lain pun sudah tau bahwa gagal itu bukan hal baik?

Dari sisi positif kita melihat gagal adalah sebuah inspirasi untuk memotivasi diri, bahwa mengulangi kegagalan yang sama adalah cara terbaik meraih sukses, contohnya: Kolumnis yang giat menulis di kolom berita media, mereka juga pernah gagal dan tulisan tdak diversifikasi masuk nomisasi untuk publis. 

Begitupun kita lihat diajang perpolitikan dinegeri ini. Orang-orang elit partai dan pejabat publik yang tenar itu, tidak hanya berangkat dari satu kesuksesan tetapi banyak kegagalan yang mereka dapat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline