Lihat ke Halaman Asli

Hr. Hairil

Menulis itu kebutuhan, bukan hiburan.

Mafia dan Raja-raja Kecil

Diperbarui: 21 November 2017   17:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto : Sahabat Cleo - blogger

"Membengkokkan yang lurus dan membenarkan yang salah" logika berbalik.

Indonesia, benarkah ada bisikan negeri ini sudah dikuasai oleh bandit dan raja-raja kecil. 

Pernyataan diatas adalah kesesuaian kenyataan problem yang negeri ini hadapi. Seorang cleaning service kantoran memiki mobil dan rumah mewah, sementara ribuan bangunan sekolah tengah ambruk karena tidak adanya perbaikan (tepatnya ketiadaan dana).

Raja-raja kecil dan mafia menyeruput kopi di ruangan ber-AC, sementara pemuda-pemuda pembela kebenaran mendekam di terali besi. Inspirasikan?

Semua berlaga sama, orang-orang bicara tentang uang, dan yang tidak memiliki uang tidak ada kehidupan yang tenang untuk dia nikmati. Punya uang itu inspirasikan?. Sekarang segalanya menjadikan uang adalah keutamaan atau ketamakan, entahlah, uang masih menjadi Tuhan dimata mereka. 

Kita lihat, negeri ini bak sebuah kebun padi yang diserang hama. Akhir-akhir ini bukan lagi rahasia umum, beberapa institusi besar negeri ini tercoreng namanya atas ulah oknum yang tidak bisa menjaga amanah yang diembannya. 

Polisi sudah tercemar, jaksa tidak berdaya, KPK tak bergigi;-kalaupun bergigi maka giginya akan di congkel keluar (kasus air keras), pemerintah pun mulai loyo. (Baca: Mafia Hukum)

Apakah negeri ini pertanda akan berakhir? Itu bukan pertanyaan tepat. Tapi sebuah inpirasi langkah mundur untuk negeri ini. 

Benar kata Maurice Punch;-Soal sebenarnya bukan apel yang busuk, soalnya adalah kebunnya yang busuk.

Kalaupun orang yang di percayakan menangani masalah dapat terjerat hukum, itu semata bukan karena kesalahan individu. Kita koreksi kembali kesuburan internal apakah memiliki lingkungan yang sehat dan baik?

Telaah kembali dinamika penegakan hukum di negeri ini, sudahlah pasti kita menemukan suatu kekuasaan yang korup, kesalahan tersangka jika terjerat korupsi (kasus) masih saja melawan, hukum selalu tajam kebawah dan topeng-topeng hitam membingkai status tersangka (baca; Ulat di kebun Polri)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline