Lihat ke Halaman Asli

Hr. Hairil

Menulis itu kebutuhan, bukan hiburan.

Negara Lelucon (Menertawakan Kerugian Negara)

Diperbarui: 7 November 2017   12:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Ilustrasi : Qureta

Sesuai dengan pemaknaannya, negara kita saat ini menjadi lelucon. Semua bentuk peristiwa ada dalam rekam jejak baik itu politik, ekonomi, hukum hingga masalah pribadi seorang dinegara ini tidak terlepas dari sebuah lelucon yang dimainkan. 

Lelucon, sebagaimana seorang atau sekelompok orang menertawakan suatu kondisi dilingkungan sekitar dia. Jenis tawa ini pun berbeda-beda sesuai porsi dari kondisi yang ada dan sedang terjadi. 

Padahal negara ini adalah negara beradab, segala sesuatu yang terjadi mestinya harus diselesaikan dengan cara hukum yang dianut oleh negara. Secepatnya dan akan meredam masalah yang mungkin buat banyak orang adalah lelucon. 

Lelucon mendekati berita hoax, baru-baru ini berita hoax tentang Registrasi Kartu prabayar mendapat tempat ditelinga warga net. Hampir sama, seperti lelucon. Hangat-hangatnya negara ini kerja keras, banting tulang usut sana sini hanya selesaikan satu perkara yang menjadi lelucon, meme SN. 

Negara kita adalah negara beradab, negara yang waras dan tidak sedang gila. Tapi masih saja urusi sesuatu yang notabenenya adalah sebagai lelucon. 

Semua orang dinegara ini mengalami lelucon, bahkan dalam kehidupan setiap hari orang-orang menertawakan diri dan menertawankan lelucon itu sendiri tanpa disadari. 

Bagaimana bisa lelucon dalam negara ini bisa terjadi?

Secara sederhana kita melakukan studi dengan mengikuti jejak informasi dari semua media yang ada, kita lakukan itu bahkan tidak ada waktu senggangnya. Setiap hari, dijalan, kantor, kelas, dan dimana saja. 

Setiap hari studi kita adalah informasi, dengan perkembangan informasi tersebut kita sudah melakukan survey tanpa kita sadari. 

Dari ratusan bahkan ribuan informasi yang kita dapat, tentunya kita melakukan pemilahan sehingga informasi yang bermanfaat dan layak diteruskan akan kita share dan informasi yang tidak layak diteruskan akan dengan sendirinya berlalu dari perhatian kita. Tanpa kita sadari studi kita alami adanya. 

Begitupun lelucon negara ini. Lelucon hadir sebagai sebuah produk, didesain oleh beberapa orang, di promosi, diberikan sanksi sebagai harganya, setelah itu lelucon resmi diluncurkan ditengah publik. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline