Lihat ke Halaman Asli

Hr. Hairil

Menulis itu kebutuhan, bukan hiburan.

Tiga Pemimpin yang Ditentang Rakyatnya

Diperbarui: 26 Oktober 2017   16:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

Saduran Nurani Soyomukti dan Muhammad Iqbal mengantar kita pada pergolakan politik global di Jazirah Arab pada abad 21. Buku Cetakan I (Pertama) terbitan Medium pada 2011 ini, mengarahkan kita pada penasaran mendalam ingin mengetahui lebih jauh tentang kepentingan Global di Jajirah Arab dibawah tiga pimpinannya. Ben Ali, Mubarak dan Khadafi. 

Pemerhati dan para praktisi jaman sekarang terlihat dengan kesibukannya sebagaimana Geliat warna pergolakan di Afrika Utara dan Timur Tengah. Mereka menganalisis, mengkaji dan menemukan bermacam faktor penyebab serta imbas dari pada pergolakan yang terjadi. 

Kepentingan ekonomi dan politik menjadi sorotan tajam semua negara besar, sampai pada batas kemungkinan sebenarnya. Rakyat menjadi seperti kehilangan akal, kekuasaan ketiga pemimpin besar ini dibilang dapat mengantar negara nya pada kehidupan lebih baik, disamping lamanya masa kepemimpinan, keresahaan masyarakat lahir sebagai penentang. 

Aksi masif rakyatnya menentang pemimpinnya sendiri, alih-alih memimpin sebuah negara besar dangan gaya kepemimpinan klasik. Pandangan masyarakat tertuju pada kediktatoran dan otoriternya memanfaatkan Kepemimpinan sebagai tujuan kesejahteraan secara pribadi. 

Di Tunisia, revolusi melati harumnya mewabah sampai seantero dunia. Menjatuhkan Ben Ali adalah salah satu cara mengakhiri rezim otoriter. Begitulah pamdangan rakyat Tunisia.  Mesir dengan problem yang sama, imbas dari runtuhnya rezim Ben Ali di Tunisia membawa kabar itu sampai pada telinga rakyat Mesir. Hosni Mubarak pun dilengserkan oleh rakyatnya sendiri. 

Pergerakan rakyat dalam aksi jalanan tidak bisa terhindarkan. Pada abad 21, perkembangan teknologi mempercepat segala bentuk informasi yang ada dibelahan dunia. Paska Runtuhnya Pemimpin Diktator Tunisia dan Mesir, gerakan makin bergejolak. 

Saluran gerakan melalui banyak media dari perkembangan teknologi menggiring tuntutan demokrasi menjadi semakin mewabah. Moammar Khadafy di Libya yang paling di kenal sangat getol melawan Amerika pun, rakyanya melakukan perlawanan dan tuntutan demokrasi menuntut hal yang sama seperti di lakukan Tunisia dan Mesir. Keinginan rakyatnya, Khadafy dituntut turun dari jabatannya sebagai seorang pemimpin yang otoriter. 

Pergolakan politik yang memanas di Jazirah Arab abad 21 memicu gerakan masif dari rakyatnya. Media tidak lebih sebagai jembatan menyalurkan informasi kepada seluruh dunia tentang tuntutan demokrasi yang terjadi di tiga negara dengan ketiga Pemimpin yang dapat dibilang sebagi pemimpin dengan kekuasaan absolut. 

Buku ini, telah ditulis untuk sebagai informasi pada publik tentang peristiwa terbaru yang menyita perhatian banyak negara.  Peristiwa dirangkum dalam bentuk karya kolaborasi dan sangat mudah dipahami oleh pembaca. 

Melihat dinamika pergolakan politik yang disadur oleh penulisnya, menjadikan buku ini sebagai catatan menarik untuk menyelam lebih dalam tentang sejarah dengan pergolakan dan revolusi besar. 

Buku 191 halaman ini dapat kita simak beberapa peristiwa penting lainnya selain pergolakan di bawah Tiga negara yang menjadi sorotan utama pengkajian penulis. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline