Ramai dibicarakan paska berita penutupan satu pusat perbelanjaan menyusul Matahari, Ramayana dan Sevel Eleven pada tahun ini. Menjadi wacana serta ketakutan terhadap membengkaknya kantong pengangguran di Indonesia. Lottus Departemen Store dikabarkan akan mengambil langkah yang sama, menutup satu Gerai utamanya di MH Thamrin pada kamis tanggal 26 Oktober tahun ini.
Tahun ini, beberapa skala bisnis yang sama terlihat disaingi oleh bisnis online hingga menyeret beberpa pusat belanja sampai pada tingkat serius menghentikan operasinya. Belum lama ini kita telah dikabarkan tentang banyak hal baik PHK dari sejumlah perusahaan industri dan penutupan pusat perbelanjaan yang akan berdampak pada kehilangan kerja dan bertambahnya jumlah pengangguran di Indonesia.
Kita bisa bayangkan, kedua hal ini adalah paling riskan ditahun 2017. Para tenaga kerja di beberapa industri kehilangan kerja setelah di PHK, dan sejauh ini bukan kabar baik untuk negara dan masyarakatnya. Ditambah problem pusat belanja di beberapa tempat akan menutup atau menghentikan operasi, entah alasan kolaps atau lain yang berujung sama dengan PHK.
Pada beberapa laman berita, penutupan pusat belanja yang dilakukan masih pada problem yang sama. Bahwa daya beli masyarakat terjun bebas pada batas paling bawah. Hal ini terkait dengan pola konsumsi masyarakat di era modern. Hingga 2 atau 3 tahun terakhir sebelum 2017, setidaknya posisi daya beli masyarakat masih bisa dibilang baik dan meningkat meskipun pada 2015 ada juga beberapa pusat belanja dibeberapa kota besar mengambil langkat yang sama seperti tahun ini, menghentikan operasinya.
Kabar buruk untuk negara ini dalam menanggapi imbas dari dua perkara yang akan menambah daftar pengangguran pada tahun 2017 dan tahun akan datang. Sedangkan perkara bisnis yang skalanya sama seperti Lottus Departemen Store adalah bukan pada bagaimana meningkatnya persaiangan, tetapi lebih pada bagaimana pengelolanya membawa nasib bisnis ini hingga tidak lagi terjadi pengangguran kalau pekerjanya akan diperhadapkan dengan keputusan sejalan seperti yang dilakukan oleh bisnis lain.
Orang dari pihak mana pun akan melakukan analis atau sekedar menduga-duga dengan imbasnya kedepan. Selain banyak faktor sebagai penyebabnya, faktor inti yang paling dominasi hal ini terjadi adalah persaiangan dalam bisnis online. Menujual produksi dengan cara online sedang tren didunia bisni.
Zaman digital ini, banyak membawa perubahan ditubuh organisasi bisnis konvensional. Kita lihat beberap hal mendasar tentang kehadiran bisnis online. Semua yang dikerjakan serba otomatis, mungkin kehadiran zaman digital juga mengubah cara kerja secara komputasi menjadi bagian terpenting dari pemicu PHK dan Berhenti beropersinya beberapa pusat belanja yang saya maksud diatas.
Hal yang sama terjadi seperti permulaan revolusi industri, kehadiran mesin-mesin dan teknologi akan menggantikan posisi kerja manusia pada suatu perusahaan. Meskipun tidak semua digantikan dengan mesin, tetapi kurang lebih dari 40-45% tenaga kerja diancam kehilangan pekerjaan pada waktu bersamaan setelah perusahaan menggunakan telnologi.
Efek dari kedua hal di atas, kalau kita saat ini tidak mengikuti perkembangan pemberitaan, akan tidak pernah menyangka dengan hal demikian. Kita kiranya baru akan tersadar manakal persentase angka pengangguran dan kemiskinan dari lembaga terkait dinegara ini dirilis.
Sebagian dari kita bisa jadi beranggapan bahwa hal di atas adalah biasa dan umum, tetapi bagi pihak tertentu utamanya pengusaha, pemerintah dan pemangku kepentingan akan melihat hal diatas dalam satu paket perubahan yang sangat signifikan terhadap banyak perkara.
Awal 2017 imbas perkara kedua di atas sudah terasa. Dari sejumlah PHK dan operasi beberapa bisnis perbelanjaan di kota-kota besar menampikkan wajah sungut pada perubahan, utamanya pengunjung dan daya beli masyarakat. Mungkin berbeda dengan PHK dari beberapa industri, para pekerja langsung mendapatkan nasib yang tragis. Kita lihat lebih jauh lagi persoalan dampak dari kedua hal ini. Tentang pertumbuhan ekonomi di negara kita makin melambat, bahkan sampai pada tingkat yang cukup menjadi perhatian pemerintah. Antara komoditas ekspor impor lambat laun berikan signal ekonomi kita dalam tanda tanya besar. Merangkak atau berjalan ditempat.