"Kicauan burung-burung kecil dengan riang menyambut fajar pada hari biasa"
Bunga cempaka sebagai lambang kesederhanaan, sangat sederhana sekali. Hanya beberepa kuncup yang dimiliki bunga cempaka. Warna khas pun sangat jelas. Putih agak kekuning-kuningan dengan putik dan benang sarinya menambah tampaknya menjadi sederhana dan sangat menarik mata.
Suatu belantara dengan kehidupan dan keadabannya tersendiri. Disana tersimpan jutaan harapan, serta sekotak dari kenangan musim panas dan hujan tahun-tahun kemarin.
Mengalir seadanya nada syahdu pagi itu memberikan rasa nyaman yang tak terkirakan bagi setangkai bunga Cempaka. Bak seribu satu macam warna kesegaran dan aroma dahsyat telah merobek kelopaknya.
Saatnya setangkai bunga Cempaka ini telah menunggu datang waktu mekarnya tiba. Lama sudah penantian ini telah berlangsung saat musim dingin menghantui bunga-bunga yang tertata rapi di dekat tebing Tanjung Kelapa, daunnya yang hijau dan segar ini yang menjadikannya takut akan layu sebelum datangnya mekar dan mereka tidak lagi mampu memberikan setetes madu untuk di cicipi lebah liar yang ganas dan menggila di belantara hutan produksi.
"Girangnya kelopak bunga pada fajar hari menambah deratan panjang penungguan pada cerita akhir musim, begitu saja, seperti biasa tanpa merayaakan apa-apa"
Oh,,,harapan ini tak juga kujung menyapanya dengan belaian halus sehalus jemari mentari pagi yang menyegarkan bumi lalu ribuan jenis bunga berbaris dilereng telah asyik menunggu dengan harap dapat berbincang tentang datang waktu mekarnya.
Datang hembusan dingin dari timur menyentuh daun dan tunas-tunas baru, serupa salam kesejukan kepada mereka bunga-bunga para penunggu mekar, dengan suara merdu bak seruling yang melonglong telinga para petani di tanah raja. Celah-celah bebukitan, rasa ketengangan berhamburan di atas tanah yang basah dan lembab di pagi itu. Penuh tanya, bunga-bunga liar saling berbisik satu persatu mempertanyakan kapan mereka di sapa, hadiah seperti apa yang di bawa matahari untuk mereka?
"Tidak seperti biasa, mendapatkan pemberian berupa cahaya pagi yang memiliki energi menghidupi kuncup-kuncup bunga cempaka dengan cara yang lazim seperti penghuni bumi lainnya"
Ditepian tebing curam yang dingin, telah mempersipkan energi untuk tangkai yang nantinya menanggung berat setelah kuncup-kuncup mereka bermekaran. Tanpa bisik dan banyak tanya, setangkai bunga Cempaka terdiam seribu bisu.
Entah apa sebabnya, ataukah telah datang berita baik pagi ini tentang musim akan berganti, bingung menebak-nebak gejala alam yang telah menjanjikan kedatangan tamu agung sang putri dari negeri langit? Iya, matahari namanya seraya berbisik sambil senyum dan pasrah dengan teka teki yang tak pasti ada jawaban dari mereka atau siapapun.