Lihat ke Halaman Asli

Hr. Hairil

Menulis itu kebutuhan, bukan hiburan.

Penghujung Musim Panas

Diperbarui: 2 Oktober 2017   05:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi foto : zenithtaciaibanez.wordpress.com

Musim Panas hingga dini hari masih terasa, meskipun sore tadi hujan melanda dan basahi beberap daerah. Kita sama-sama tahu, panas berkepanjangan berdampak pada kekeringan. Bukan hanya itu saja dampaknya, kota menjadi berdebu, dijalanan pun sama. Semua tidak bisa dihindarkan. 

Tahun 2017 ini panasnya bisa dibilang belum terlalu lama dibandingkan 2015 lalu, cuaca panas bukan hanya terjadi di Jakarta. Di beberapa tempat seperti daerah Timur Indonesia pun dilanda cuaca panas yang sangat Ekstrem.

Nusa Tenggara Timur, adalah daerah yang sangat gersang. Apalagi pada saat panas melanda. Sudah jelas kekeringan terjadi, kebun-kebun petani mulai mengering, air bersih makin sulit didapati dan banyak hal terjadi disana.

Sedangkan daerah di timur lainnya yang jauh seperti Papua dan Maluku Utara, cuaca panas ini juga menjadi penyebab kegagalan panen. Meski baru-baru ini dua daerah itu masih mengalami hujan deras. 

Satu kecamatan di wilayah timur tepatnya di Kota Tidore Kepulauan.  Pernah beberapa bulan lalu disatu kecamatannya kebanjiran karena hujan deras. Tapi sekarang daerah ini menjadi gersang dengan cuaca panas yang sama

Panas tahun ini membuat banyak hutan dan tanah kering. Potensi kekurangan air dan kebakaran hutan menjadi besar. Ketakutan kita,  jangan sampai terjadi kebakaran besar seperti tahun lalu di beberapa daerah di negara ini. 

Cuaca ektrim ini sangat besar dampaknya. Tahun 2015 silam jakarta dan seluruh tanah jawa mengalami panas yang ekstrim kurang lebih 7-8 bulan lamanya. Pertanian dan perkebunan, oleh petani memberikan dampak tidak baik setelah masa panen datang. 

Bagian terkecil dari dampak cuaca panas ini dapat kita lihat dikota besar seperti jakarta. Berdebu di tambah polusi menjadikan udara semakin tidak sehat.

Lenteng Agung di bilangan selatan jakarta,  seorang penjual baso pernah mengatakan kalau panas ini berjalan lama lagi, bisa jadi air mineral yang biasa dipakai minum, orang jadikan air untuk mandi dan masak. 

Bulan Mei 2015, saya masih berdomisili di bilangan selatan jakarta tepatnya di lenteng agung. Cuaca panas saat itu hampir sama seperti sekrang. Hanya saja sekarang panas belum berlangsung terlalu lama. Sebab beberapa hari lalu dan baru saja semalam kota jakarta diguyur hujan. Mengapa terjadinya panas? Orang lingkungan hidup berpendapat bahwa beberapa hal memicu terjadinya panas. Satu diantaranya adalah erosi, pergantian musim. 

Dampak panas ini membuat orang menjadi sangsi melakukan aktivitas keseharian. Bisa jadi, cuaca ekstrim berlangsung lama. Artinya kota jakarta sudah siaga satu dalam menyiapkan air bersih untuk masyarakatnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline