Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Saddam Haikal

Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNJ

Biarkan Orang Lain Menang

Diperbarui: 24 Juli 2022   10:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi "Menang" (Foto oleh RODNAE Productions: https://www.pexels.com/)

Sudah menjadi kondrat manusia untuk mempertahankan harga diri dan ego masing-masing. Tidak ada yang mengejutkan ketika kita mendengar pertengkaran antarmanusia yang ditengarai oleh perkara ego. Seperti yang dikatakan oleh Sigmund Freud dalam teori psikoanalisisnya, fungsi utama ego adalah untuk memelihara kelangsungan hidup manusia. Dengan kata lain, ego memang sudah melekat pada manusia sejak awal. 

Akan tetapi, tingkat ego yang terlalu tinggi dapat memunculkan masalah lain. Seorang manusia yang tidak bisa mengendalikan ego cenderung ingin selalu mempertahankan harga dirinya, bahkan untuk situasi remeh sekalipun. Jika kasusnya seperti ini, keberadaan ego dapat menjadi penyebab utama konflik atau pertikaian pada kehidupan sosial. 

Sebenarnya, tidak ada yang salah ketika kita ingin mempertahankan harga diri. Namun, makin kita berusaha untuk memang, makin kita menganggap bahwa reputasi kita hanya dapat dipertahankan jika kita berhasil memenangkan ego. Padahal faktanya keadaan itu justru akan menambah deretan masalah yang ada.

Berlatih

Untuk itu, penting rasanya melatih diri untuk membiarkan orang lain menang. Dalam konteks ini, "menang" berarti mengizinkan orang lain menggunakan egonya. Sepertinya yang sudah disebutkan di atas, ketika kita bercakap dengan orang lain, kita sering ingin argumen atau pernyataan kita benar, seolah-olah percakapan itu harus kita menangkan pada sebuah kompetisi. 

Padahal, pola interaksi seperti itu, menurut Richard Carlson dalam Jangan Membuat Masalah Kecil Jadi Masalah Besar, akan memperkeruh interaksi. Orang lain akan cenderung tidak nyaman dan gelisah karena dia merasa bahwa keberadaannya didominasi oleh kita. Ingat, orang lain pun memiliki hasrat mempertahankan ego, sama seperti kita.

Kalau sudah begitu, percakapan tadi alhasil hanya menjadi wahana berkelahi demi mempertahankan ego masing-masing. Richard Carlson dalam buku yang sama menyebutkan bahwa kita perlu menahan gairah pribadi. Coba tahan untuk tidak mengatakan "Oh, kalau saya sih...," atau "Tapi, menurut saya...." 

"Mereka yang punya kebiasaan mengoreksi orang lain biasanya adalah orang-orang yang tidak disukai dan dihindari." - Richard Carlson

Biarkan orang lain menyelesaikan argumennya. Biarkan mereka menyampaikan sesuatu tanpa menginterupsi atau menyanggahnya. Dengan begitu, mereka akan lebih nyaman dan merasa bahwa mereka sedang didengarkan. Oleh karena itu, mereka tidak lagi menganggap bahwa percakapan tersebut merupakan ajang kompetisi, sehingga komunikasi yang terjalin menjadi lebih intens. 

Amati dan Rasakan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline