Ketika Media mainstream tidak lagi independen, dan mulai mengabaikan bahkan menyembunyikan tentang kebenaran, selanjutnya dengan sinisnya mengecilkan arti sebuah fakta seraya menebar kebohongan, maka pembusukan sebuah negara sangat sulit untuk dideteksi secara dini.
70 tahun regime Bolshevik USSR mengangkangi media, dan pers, mencekoki rakyatnya dengan hanya mengabarkan berita dan fakta dimanipulasi yang dibumbui kebohongan untuk kepentingan regime berkuasa,
Raksasa USSR yang didukung oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dan kekuatan militer yang tangguh yang diperlengkapi berbagai macam jenis pesawat pembom strategis pengangkut bom nukulir dan berbagai macam peluru kendali balistik dan jelajah dengan jarak jangkau mulai ratusan kilometer sampai kelas antar benua akhirnya, hanya bertahan selama 70 tahun, selanjutnya bubar dan berantakan.
15 tahun (1930 - 1945) Profesor Paul Joseph Goebbels mengangkangi media Jerman dan menggunakannya untuk mengobarkan propaganda bohong, memanipulasi fakta dan menyembunyikan kebenaran, kemudian dicekokkan kepada seluruh rakyat Jerman. Hasilnya 60 juta rakyat Jerman saat itu terbius dan tercuci otaknya sehingga bersedia mati sia-sia untuk penjahat Adolf Hitler. Hasilnya tidak hanya kota-kota di Jerman kembali ke jaman "batu" bahkan hampir seluruh daratan Eropa kembali ke jaman "batu"
Akankah Bangsa Indonesia mengulangi apa yang dilakukan oleh regime Bolshevik di Rusia atau regime NAZI pimpinan Adolf Hitler di Jerman. Yaitu secara tak terduga tahu-tahu sudah mengalami pembusukan yang sangat parah kemudian hancur berkeping-keping seperti dialami oleh USSR dan Jerman?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H