Lihat ke Halaman Asli

Data Unik tentang “Senyum” dan “Ketawa”

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

“Senyum” dan “ketawa”, bisa dikatakan ekspresi wajah yang amat lazim dilakukan. Ekspresi wajah yang bisa dikatakan sebuah hobi bagi sebagian orang. Ekspresi wajah yang cenderung menunjukkan kebahagiaan dan kesenangan. Dua hal itu pun bisa diukur lewat data. Berikut disajikan data mengenai “senyum dan “ketawa”.

·Rata-rata seorang wanita tersenyum 62 kali dalam sehari, sedangkan pria hanya 8 kali saja!

·Sebuah survey terhadap 1000 orang di Inggris menemukan fakta bahwa senyum manis berada di                        posisi ke-2 pada daftar hal-hal yang dicari pria pada wanita.

·Berdasarkan survey The Smiling Report 2009, Indonesia adalahnegara paling murah senyum di           dunia.

·peneliti UC-San Francisco mengidentifikasi 19 jenis tersenyum dan menempatkan mereka ke dalam dua           kategori: sopan "sosial" senyum yang melibatkan otot-otot sedikit, dan tulus "merasa" senyum yang                   menggunakan lebih banyak otot di kedua sisi wajah.

·Anak-anak rata-rata tersenyum sebanyak 400 kali sehari.

·Senyuman seseorang bisa terlihat dari jarak sekitar 100 meter, senyuman jauh lebih mudah dilihat dari           ekspresi wajah yang lain.

·Bayi prematur umumnya bisa tersenyum pada usia 6 minggu setelah lahir.

·Pada awalnya bayi akan tersenyum saat tidur, begitu memasuki usia 3 bulan ia akan mulai menebar                    senyum ke orang lain.

·Kajian menunjukkan individu yang ketawa 100 kali dalam tempi 24 jam mendapat manfaat                                     kardiovaskular sama seperti bersenam 10 menit.

·Kanak-kanak lebih banyak ketawa dari orang dewasa. Kanak-kanak berumur antara empat hingga enam           tahun ketawa 400 kali sehari berbanding hanya 15 kali sehari di kalangan orang dewasa.

·Pusat Perobatan University Maryland menjalankan kajian, dan didapati 40 dari 100 orang mengidap                penyakit jantung karena kurang ketawa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline