Lihat ke Halaman Asli

Sadam Husen

Bersabar & beristiqomah

Adab Persaudaraan Karena Allah, Cinta dan Benci Karena Allah

Diperbarui: 7 September 2022   23:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Seorang muslim dengan keimanannya kepada Allah tidak akan mencintai sesuatu kecuali karena Allah dan tidak akan membenci sesuatu kecuali karena Allah. Sebab, ia tidak mencintai kecuali apa yang dicintai Allah dan Rasul-Nya dan tidak membenci kecuali apa yang dibenci Allah dan Rasul-Nya. Jadi, ia mencintai dengan kecintaan Allah dan Rasul-Nya dan membenci dengan kebencian Allah dan Rasul-Nya. Dalil mengenai hal ini adalah sabda Rasulullah  SAW:

"Barang siapa mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah, dan menahan karena Allah, maka telah sempurna keimanannya." ( HR Abu Dawud)

Atas dasar ini, maka semua hamba Allah yang saleh harus dicintai dan dijadikan wali oleh seorang muslim, sedangkan semua hamba-Nya yang keluar (fasik) dari perintah Allah dan Rasul-Nya harus dibenci dan dimusuhinya. Meski demikian, tidak ada halangan bagi seorang muslim menjadikan mereka sebagai saudara dan teman akrab, karena Allah telah mengkhususkan mereka dengan kecintaan dan kasih sayang yang lebih.

Rasulullah SAW juga member motivasi agar menjadikan orang-orang seperti mereka sebagai saudara dan teman akrab dengan sabdanya:

"Orang mukmin itu teman akrab dan bisa diajak berteman. Tidak ada kebaikan pada orang yang tidak berteman dan tidak bisa diajak berteman." (HR Imam Ahmad, Ath-Thabrani dan Al-Hakim ).

Adapun adab-adabnya, maka hendaknya orang yang dijadikan sebagai saudara adalah:

1). Orang yang berakal

Tidak ada kebaikan dalam bersaudara dan berteman dengan orang yang bodoh. Sebab, adakalanya orang yang bodoh itu bisa membahayakan. padahal sebelumnya ia ingin mengambil mantaat.

2). Berakhlak baik

Orang yang berakhlak buruk meski ia berakal, adakalanya dapat dikalahkan oleh syahwat atau dikuasai oleh amarah, lalu ia menimpakan keburukan kepada temannya.

3. Bertakwa

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline