Metode yang umum digunakan untuk pencatatan transaksi pada perusahaan dagang adalah metode pencatatan persediaan perpetual dan metode pencatatan persediaan periodik. Setiap metode memiliki pendekatan yang berbeda dalam pencatatan persediaan dan transaksi penjualan, Di antara kedua metode tersebut, metode perpetual banyak dipilih karena memberikan informasi persediaan yang lebih akurat dan real-time
Metode perpetual
Pencatatan persediaan dilakukan secara terus menerus atau real time. Setiap kali terjadi transaksi pembelian atau penjualan , persediaan langsung diperbarui dalam pembukuan, sehingga saldo persediaan selalu akurat dan mencerminkan jumlah barang yanga ada.
Berikut contoh perusahaan yang menggunakan metode perpetual
- PT Matahari Departemen Store Tbk (matahari)
Ini adalah perusahaan ritel yang mengelola departemen store di berbagai kota besar di Indonesia. Dengan ribuan item produk yang tersedia, matahari menggunakan metode perpetual untuk memantau persediaan secara real-time. Ini memudahkan manajemen untuk melacak stok barang di seiap toko, memperbarui ketersediaan produk, dan merencanakan restocking
- Tokopedia dan shoppe
Platform e-commerce terbesar di Indonesia. mereka juga mengadopsi metode perpetual untuk mengelola persediaan, khususnya dibagian logistic dan warehouse mereka (untuk produk yang tersimpan di gudang mereka). Ini berujuan untuk memperbarui stok secara otomatis setiap ada transaksi penjualan, menjaga akurasi data stok, dan mengatur kebutuhan restock dengan cepat.
Metode periodik
Mencatat persediaan pada akhir periode tertentu, biasanya bulanan atau tahunan. Selama periode tersebut, tidak ada pencatatan khusus untuk setiap transaksi persediaan, penjualan dan pembelian hanya dicatat sebagai transaksi biasa tanpa mempengaruhi saldo persediaa langsung. Pada akhir periode, persediaan dihitung fisik dan diperbarui di pembukuan.
Contoh perusahaan dagang yang menggunakan metode periodik
- Toko kecil atau warung yang menjual bahan makanan atau kebutuhan sehari-hari sering menggunakan metode periodik karena jumlah transaksinya relatif rendah , dan tidak memerlukan pencatatan yang terlalu detail.
- Usaha mikro , kecil dan menengah (UMKM)
Banyak UMKM di Indonesia yang masih mengguankan metode periodic karena skala usahanya yang kecil. Misalnya , produsen kerajinan atau pengusaha catering kecil tidak memerlukan pencatatan stok secara real-time karena jumlah transaksi harian mereka cenderung terbatas.