Lihat ke Halaman Asli

Wahyuni Susilowati

TERVERIFIKASI

Penulis, Jurnalis Independen

Merdeka Itu Tentang Bahagia

Diperbarui: 12 Agustus 2023   19:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap manusia punya hak untuk memilih kebahagiaan (doc.JillWellington Pixabay/ed.WS)

Seberapa besar cinta kita pada diri sendiri?

Seberapa sering merasa kecewa sampai level sangat tak nyaman saat mempublikasikan foto-foto aktifitas di jejaring medsos mendapat minim atau bahkan nihil 'like' dan 'comment'? Sebaliknya respon mungkin melimpah tapi semua cenderung menghujat atau mendiskreditkan yang bikin kepala rasanya siap meledak akibat desakan amarah yang disulut sakit hati yang mendalam?

Kalau sering mengalami hal di atas, bisa jadi Anda masih belum 'merdeka'. Kemerdekaan pribadi alias kemandirian yang hakiki, menurut advokat keseharan mental Eileen Conroy, bersumber pada seberapa dalam kita mengenali diri sendiri dan bisa berbahagia dengan menerima kekuatan-kelemahan yang dimiliki.

Tak soal apa kata atau pikiran orang lain, individu yang merdeka punya rasa cinta yang proporsional terhadap diri sendiri sehingga bisa memilih kebahagiaan sehat yang cocok dengan kondisi dirinya.

Tinggi-rendahnya kemerdekaan pribadi seseorang, sebagaimana dipaparkan Conroy dalam artikel yang berjudul 'How To Become More Independent in Life - 3 Helpful Steps', tergantung pada seberapa besar rasa percayanya pada diri sendiri serta seberapa yakin dia bisa bergantung pada kemampuan yang dimilikinya (dalam mengarungi pasang-surut kehidupan).

Emosi dan mental yang merdeka ...

Ada banyak aspek dalam kemerdekaan pribadi yang bersifat fleksibel sesuai pertambahan usia dan kedewasaan seseorang. Namun ada tiga aspek kemandirian yang menjadi fondasi dalam pembentukan kemerdekaan pribadi secara menyeluruh; yaitu kemerdekaan emosional, mental, serta finansial-profesional.

Mereka yang sudah merdeka secara emosional takkan pernah bergantung pada orang lain untuk memperoleh kebahagiaan. Ketimbang harus didikte oleh orang lain, mereka lebih memilih bertanggungjawab secara pribadi untuk mengelola kebahagiaan dan makna yang akan diberikan dalam kehidupan.

Merdeka emosional merupakan bahan baku terbangunnya kemerdekaan mental saat seseorang mampu berpikir mandiri, tak gampang hanyut dengan pemikiran massal. Mereka yang merdeka secara mental lebih memilih untuk mengumpulkan fakta-informasi, menimbang berdasarkan pengalaman dan nilai-nilai (moral) yang dianut. Lalu kesemuanya itu nanti akan diramu untuk membentuk opini pribadi.

Hidup memang butuh biaya

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline