Sekelompok penulis lagu terkemuka, menurut Variety, telah membentuk kelompok yang menyebut diri The Pact dan merilis surat terbuka yang meminta artis rekaman untuk berhenti menuntut kredit penulisan lagu dan menerbitkan lagu yang tidak ditulis (sendiri) oleh artis tersebut..
Sederet nama penulis lagu senor seperti Emily Warren, Tobias Jesso Jr., Tayla Parx, Justin Tranter, Toss Golan, Amy Allen, Lennon Stella, Shae Jacobs, Sam Harris, Deza, Joel Little, dan banyak lagi telah membubuhkan tandatangan mereka di surat tersebut (Pitchfork, 31 Maret 2021).
Banyak dari penulis lagu The Pact yang telah membidani lahirnya hits bagi sejumlah bintang besar. Di antaranya adalah Victoria Monet, yang telah ikut menulis banyak lagu hits Ariana Grande selama masa persahabatn yang panjang dengan penyanyi tersebut.
Lalu ada pula Emily Warren yang lagunya untuk Dua Lipa 'Don't Start Now' telah dinominasikan untuk sejumlah penghargaan Grammy tahun ini; serta Savan Kotecha yang telah mengerjakan karya-karya yang sukses bercokol di puncak tangga lagu-lagu bersama Grande, the Weeknd, Ellie Goulding, dan banyak lagi (The Guardian, 31 Maret 2021).
The Pact, melalui surat terbukanya, menyerukan agar para penyanyi berhenti mengklaim royalti untuk lagu-lagu yang tidak mereka tulis sendiri.
Mereka mengklaim, tanpa menyebut penyanyi tertentu, bahwa bintang pop dan tim manajemennya tidak sungkan untuk 'menyalahgunakan pengaruh, menggunakan taktik dan ancaman penindasan, dan memangsa penulis yang mungkin memilih untuk menyerahkan sebagian aset mereka daripada kehilangan kesempatan sepenuhnya (untuk mempublikasikan karya mereka)'
Mereka juga 'tidak akan memberikan kredit penerbitan atau penulisan lagu kepada siapa pun yang tidak (turut serta) membuat atau mengubah lirik atau melodi atau berkontribusi pada komposisi tanpa pertukaran (imbalan) yang sepadan / bermakna secara wajar untuk semua penulis pada lagu tersebut'.
Artis dapat mengklaim royalti pertunjukan, pendapatan dari penjualan tiket, kesepakatan iklan, dan banyak sumber aliran pendapatan lainnya. Sementara penulis lagu di belakang layar hanya mengandalkan royalti penerbitan yang mereka klaim saat ini sedang dilanggar, 'Seiring waktu berlalu , tindakan artis/penyanyi yang mengambil (royalti) penerbitan lagu menjadi (dianggap sesuatu yang) normal', demikian tertera dalam surat terbuka sebagaimana dirilis oleh The Guardian itu.
Pernyataan bersama para penulis lagu itu mengemuka di tengah perdebatan baru tentang kompensasi bagi mereka yang berkiprah di balik layar hiburan pop. Di AS, layanan streaming seperti Spotify telah mengajukan gugatan hukum terhadap putusan 2018 yang meningkatkan royalti untuk penulis lagu dari 11% menjadi 15% dari pendapatan streaming.
Ketika komite pemilihan parlemen Inggris membahas dampak streaming dan kekuatan lain terhadap pendapatan artis awal tahun ini.
Crispin Hunt, ketua Ivors Academy yang penghargaan tahunannya Ivor Novello memberi penghargaan pada penulis lagu, berpendapat pada bulan Maret lalu bahwa perusahaan label rekaman mengambil terlalu banyak keuntungan dari pemotongan pendapatan (para pencipta lagu).