Lihat ke Halaman Asli

Wahyuni Susilowati

TERVERIFIKASI

Penulis, Jurnalis Independen

Ramai-ramai Menekan WHO untuk Menerima Taiwan

Diperbarui: 19 Mei 2020   19:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sikap WHO mengucilkan Taiwan memicu aksi global mendukung musuh bebuyutan China itu (doc.Breaking Belize News/ed.Wahyuni)

Dukungan Amerika Serikat (AS) untuk melibatkan Taiwan secara formal dalam aksi penanggungan pandemi global ternyata tidak main-main, terbukti dengan dikirimkannya sepucuk surat resmi pada World Health Organization (WHO) dengan tambahan permintaan bipartisan yang secara khusus ditujukan pada negara-negara sekutunya.

Surat yang dikirim pekan lalu itu, menurut Fox News, berbunyi,'Penyakit tidak mengenal batas negara. Kami mendesak pemerintah Anda untuk bergabung dengan kami dalam mengatasi masalah mendesak (untuk merealisir) inklusi Taiwan ke dalam organisasi kesehatan dan keselamatan global'.

Penggalangan dukungan AS itu ditujukan untuk menekan WHO agar menerima keanggotaan Taiwan dalam World Health Assembly (WHA, Majelis Kesehatan Dunia) agar bisa berkontribusi dalam penanganan wabah Covid-19 karena, sebagaimana diutarakan oleh beberapa analis, negara kepulauan itu diduga memiliki sistem penanggulangan pandemi yang paling efektif dan tindakan WHO yang malah mengucilkannya sangat kontroversial (Fox News, 18 Mei 2020).

'Mengingat apa yang telah dialami dunia sebagai akibat Covid-19, negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) bergabung bersama untuk mendesak agar Taiwan diundang ke sesi WHA virtual mendatang pada Mei 2020...'Demikian lanjutan isi surat tersebut.

Reuters melaporkan bahwa seruan AS itu direspon positif oleh Kedutaan Inggris dan Jerman de facto di Taipei, ibukota Taiwan, yang mengeluarkan pernyataan yang mendukung partisipasi Taiwan dalam konferensi video WHA yang akan dimulai pada hari Senin (25/5) mendatang.  

Sementara jaringan berita Kanada Global News melaporkan bahwa para diplomat yang bermarkas di Jenewa dari Kanada, Australia, Jepang, dan setiap negara anggota Uni Eropa telah bergabung dalam seruan tersebut.

"Keterasingan Taiwan dari komunitas kesehatan global tidak hanya menghadirkan masalah kesehatan masyarakat yang serius, tetapi juga merupakan hambatan yang menghambat upaya yang sedang berlangsung dan masa depan,' Tambah surat itu.

Surat itu juga mengklaim masyarakat internasional "dirugikan" ketika informasi kesehatan yang penting tidak diizinkan untuk "mengalir dengan bebas dan mudah."

China sangat menentang kehadiran Taiwan dan memandangnya sebagai provinsi yang memisahkan diri karena gagal mematuhi kebijakan "satu-China". Taiwan menghadiri WHA sebagai pengamat dari 2009-2016 sebagai 'Chinese Taipei', tetapi Cina memblokir partisipasi lebih lanjut setelah terpilihnya Presiden Taiwan Tsai Ing-wen yang dinilai separatis.

Taiwan berhasil menarik perhatian internasional karena langkah-langkah efektifnya dalam menangani pandemi ini karena, selain konfirmasi 440 kasus yang terbilang sangat rendah sangat rendah dengan hanya tujuh kematian, negara itu juga telah menyumbangkan peralatan ke negara-negara lain yang membutuhkan. Sementara itu, China harus berjuang keras untuk mempertahankan tempatnya sebagai pemimpin global setelah muncul dugaan bahwa rezim penguasanya mengaburkan asal-usul virus dan perkembangan data menunjukkan virus itu jauh lebih parah daripada yang dilaporkan sebelumnya (Fox News, 18 Mei 2020).

WHO sejauh ini menyatakan tidak memiliki kekuatan untuk mengundang Taiwan untuk berpartisipasi dalam pertemuan tahunan dan sebagai gantinya, negara-negara anggota perlu memberikan suara untuk masalah ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline