Lihat ke Halaman Asli

Wahyuni Susilowati

TERVERIFIKASI

Penulis, Jurnalis Independen

Laporan Palsu China Memicu Wabah Covid-19 Gelombang Kedua?

Diperbarui: 3 April 2020   18:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lockdown diberlakukan di Jia mengantisipasi munculnya wabah Covid-19 gelombang kedua (doc. 7NEWS.com/ed.Wahyuni)

Setidaknya sekitar 600.000 penduduk di dekat kota Pingdingshan di Kabupaten Jia diperintahkan untuk tinggal di rumah ketika jam malam diberlakukan pada Selasa (31/3) lalu (Fox News, 2 April 2020).

Kabupaten Jia terletak di provinsi Henan, sekitar 500 mil selatan Beijing,  dan tepat di utara provinsi Hubei tempat pandemi itu berasal pada Desember 2019 

Larangan keluar-masuk wilayah tersebut (lockdown) skala menengah telah diterapkan sebagai langkah preventif terhadap adanya kekhawatiran bahwa gelombang kedua pandemi coronavirus akan muncul justru di saat Beijing tengah berusaha sekuat tenaga untuk membangkitkan kembali perekonomiannya yang porak-poranda digempur wabah Covid-19 terdahulu.

Akun mikroblog kabupaten tersebut, sebagaimana dirilis oleh South China Morning Post, menyatakan bahwa  diperlukan izin khusus untuk meninggalkan rumah disertai keharusan mengecek suhu tubuh dan menggunakan masker. Selain itu, hanya orang-orang dengan izin khusus yang dapat melakukan perjalanan untuk bekerja dan penggunaan mobil dilakukan secara bergantian berdasarkan nomor plat pada hari-hari tertentu.

"Lebih baik tidak datang ke Jia sekarang." Tutur seorang pejabat kantor transportasi kabupaten yang tidak disebutkan namanya,"Tidak ada yang bisa masuk atau pergi."

Seorang warga lokal, sebagaimana dikutip oleh Fox News, menyatakan bahwa pejabat desa memberitahukan adanya 'lockdown' pada Selasa (31/3) sekaligus mendesak warga untuk membeli stok kebutuhan sehari-hari keluarga dan setiap keluarga dapat menugaskan satu orang untuk berbelanja di toko kelontong dua hari sekali. Selain penyedia utilitas, pemasok medis, perusahaan logistik, dan pengolah makanan; seluruh bisnis di Jia telah ditutup. Hal itu terjadi paska otoritas Kabupaten Jia mengkonfirmasi adanya tiga kasus baru infeksi coronavirus pada hari Minggu (29/3) lalu.

Langkah mengunci wilayah Jia justru dilakukan pada saat pemerintah China telah mengumumkan penurunan kasus Covid-19 di negeri tersebut. Pada minggu-minggu pertama terjadinya wabah, pihak berwenang telah mengambil tindakan tergas dalam pengendalian pandemi di Wuhan, yang merupakan tempat munculnya kasus pertama sekaligus pusat penyebaran virus, dan kota-kota lainnya. Jutaan orang dikarantina dan seluruh kota-kota target sepenuhnya ditutup untuk menahan meluasnya penyebaran virus.

Berbagai kalangan melontarkan tuduhan bahwa kian meluasnya wabah Covid-19 di dunia tak terlepas dari ulah Beijing yang dinilai telah sengaja menutup-nutupi data asli jumlah pasien Covid-19 dan tingkat kematian yang terjadi di negara itu.

Tiga pejabat intelijen AS melaporkan ke Gedung Putih bahwa laporan publik China terkait kasus coronavirus 'tidak lengkap' dan 'menipu'. Sementara laporan Perserikatan Bangsa-bangsa yang dirilis Rabu (1/4) memuji kesediaan China untuk berbagi urutan genetik Covid-19 tapi luput menyoroti bahwa China tidak melaporkan secepatnya kasus Covid-19 yang terjadi sebelum dipaksa berbagai pihak padahal para pejabat negara itu telah mengetahui adanya serangan coronavirus dua bulan sebelumnya (Fox News, 2 April 2020).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline