Lihat ke Halaman Asli

Wahyuni Susilowati

TERVERIFIKASI

Penulis, Jurnalis Independen

Utang Membengkak, Defisit Anggaran AS Terburuk Tahun Ini

Diperbarui: 30 Januari 2020   09:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jam hutang nasional AS berdenyar kian cepat (doc.The Wall Street Journal/ed.Wahyuni)

Masalah hutang yang bikin anggaran berpotensi tekor ternyata bukan hanya menimpa negara-negara miskin atau berkembang saja, bahkan negara adidaya sebesar Amerika Serikat (AS) pun mengalaminya.

Congressional Budget Office (CBO, Kantor Anggaran Kongres) non-partisan memperkirakan Selasa (21/1) lalu bahwa defisit anggaran akan mencapai USD 1,02 triliun pada tahun fiskal berjalan yang dimulai pada 1 Oktober 2019. 

Hal itu akan menjadi kali pertama defisit melampaui angka USD 1 triliun sejak 2012 saat Washington masih mengejar langkah-langkah stimulus untuk membantu bangsa Amerika pulih dari gempuran resesi hebat di masa itu (Business Insider, 29 Januari 2020).

Jumlah hutang kemungkinan akan terus meningkat secara dramatis selama dekade berikutnya, menurut CBO, diperkirakan akan mencapai $ 31 triliun pada tahun 2030 dan itu belum pernah terjadi sebelumnya.

Ajaibnya lonjakan hutang yang sangat tinggi itu justru terjadi ketika pertumbuhan ekonomi AS sekarang dinilai menguat sehingga normalnya hal tersebut bisa mendorong para pembuat kebijakan mampu melakukan berbagai langkah untuk mengurangi pinjaman.

Produk domestik bruto diperkirakan akan meningkat 2,2% tahun ini, lebih rendah dari target yang ditetapkan oleh Presiden Donald Trump tetapi masih berpeluang akan naik lagi..

"Itu adalah cerminan menyedihkan dari kesehatan fiskal negara kita yang buruk, dan sangat memalukan karena kita menimbun semua hutang (justru) saat ekonomi bertumbuh." kata Michael A. Peterson, kepala eksekutif dari Peter G. Peterson Foundation yang mengadvokasi pengurangan defisit. "Jika suatu kebijakan cukup penting untuk diberlakukan, maka seharusnya itu cukup penting juga untuk dibayar (dengan kas negara)."

Nilai merah kembali ditambahkan dalam rapor pemerintahan Donald Trump yang di masa kampanyenya bersumpah untuk menghilangkan utang nasional dalam waktu delapan tahun. Pada Rabu (22/1) lalu, 

Trump berusaha melemparkan kesalahan pada sistem perbankan Federal Reserve yang mengenakan biaya atas pinjaman yang disebutnya menghambat kemampuan untuk melunasi hutang. Tetapi suku bunga AS secara historis rendah para ekonom justru  menyatakan bahwa kebijakan pemerintah telah memperlebar kesenjangan finansial secara lebih luas.

Defisit nampaknya akan semakin memburuk setelah paket pengeluaran bipartisan disahkan Kongres tahun lalu, yang diperkirakan akan menambah jumlah hutang lebih dari USD 500 miliar selama satu dekade.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline