"Kita akan memiliki lebih banyak waktu dan energi untuk mengembangkan kreatifitas yang membawa kita pada kehidupan yang lebih bermakna dan terarah."
Negara-negara Eropa memiliki jam kerja yang secara signifikan lebih pendek daripada AS dan Inggris, namun tingkat produktifitasnya ternyata lebih tinggi. Contohnya Belanda dan Denmark lebih sukses secara ekonomi daripada AS atau Inggris plus mereka juga memiliki tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi.
Steve Taylor, dosen senior psikologi di Leeds Beckett University (Inggris) menekankan bahwa jam kerja yang lebih pendek atau kuantitas pekerjaan yang lebih sedikit tidak identik dengan kegagalan ekonomi, malah justru sebaliknya.
Jam kerja yang lebih lama, menurut Steve sebagaimana dilansir laman conversation.com, membuat orang lelah secara fisik maupun mental sehingga menurunkan produktifitasnya.
Fakta menunjukkan bahwa terlalu banyak pekerjaan mengganggu kesehatan, menyebabkan kurang tidur, dan meningkatkan resiko timbulnya penyakit jantung serta diabetes tipe 2.
Sangat banyak manfaat psikologis yang bisa diperoleh dari jam kerja yang pendek. Berkurangnya stres dan kecemasan, bertambahnya waktu kebersamaan bersama keluarga dan orang-orang tercinta, dan ada lebih banyak energi untuk dicurahkan bagi mereka.
Juga memberi kita lebih banyak kesempatan untuk hidup secara autentik dengan mengikuti minat bawaan sendiri, sehingga kita menghabiskan lebih banyak waktu dalam keadaan positif yang oleh para psikolog disebut "mengalir" (ketika kita sangat terserap dalam kegiatan yang menyenangkan).
Kita akan memiliki lebih banyak waktu dan energi untuk mengembangkan kreatifitas yang membawa kita pada kehidupan yang lebih bermakna dan terarah.
Jam kerja yang lebih singkat juga memungkinkan kita merasakan kegembiraan saat tidak melakukan apa-apa secara khusus.
Steve yang memiliki minat khusus meneliti orang-orang yang menjalani transformasi kehidupan setelah masa-masa gejolak atau stres yang hebat atau pernah sangat dekat dengan kematian (secara umum Steve menyebutnya kondisi "transformasi pasca-trauma") dalam sejumlah penelitiannya menemukan beberapa fakta menarik.