Lihat ke Halaman Asli

Wahyuni Susilowati

TERVERIFIKASI

Penulis, Jurnalis Independen

CEO Twitter Menyerang Facebook dan Memilih DuckDuckGo Ketimbang Google

Diperbarui: 2 Desember 2019   08:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

CEO Twitter Jack Dorsey yang tengah rajin menyerang perusahaan-perusahaan besar berbasis internet lainnya (doc.Nikkei Asian Review/ed.Wahyuni)

Salah satu pendiri sekaligus CEO Twitter, Jack Patrick Dorsey (46), beberapa hari terakhir ini menyita perhatian kalangan media berkat beberapa cuitannya yang terang-terangan menyerang perusahaan-perusahaan teknologi raksasa berbasis internet seperti Facebook dan Google.

Cuitan pendek Jack di akunnya pada Selasa (5/11) yang sangat pendek,,'Twitter ... from TWITTER', sebenarnya merupakan ejekan halus pada Mark Zuckenberg yang sehari sebelumnya mengumumkan perubahan logo perubahan Facebook yang semula menggunakan huruf kecil menjadi huruf besar semua dengan tujuan untuk membedakannya dari aplikasi yang telah diakuisisinya seperti WhatsApp dan Instagram (CNBC.com, 5 November 2019).

Cuitan di atas masih terkesan bercanda, namun pengumuman Jack di akhir Oktober lalu yang menyatakan bahwa Twitter akan melarang semua jenis iklan politik di platform-nya adalah pukulan yang sangat serius. Meski dia tidak menyebut nama Facebook, khalayak langsung mahfum bahwa Jack melakukan itu untuk merespon kontroversi kebijakan Facebook seputar berbagai iklan politik menyesatkan yang dibiarkan tetap berseliweran di platformnya.

Jack juga ternyata bukan penggemar mesin pencari Google, hal itu dinyatakannya secara terbuka lewat cuitan pada Kamis (28/11) lalu yang berbunyi 'I love @DuckDuckGo. My default search engine for a while now. The app is even better!' (Search Engine Journal, 29 November 2019).

DuckDuckGo adalah mesin pencari yang didirikan di AS pada tahun 2008 dengan kebijakan mengutamakan privasi pengguna sesuai slogannya yang berbunyi 'Privacy, simplified'.

Perusahaan ini menentang hasil pencarian yang dipersonalisasi dan menolak untuk membuat profil penggunanya. DuckDuckGo hadir sebagai alternatif bagi Google yang diketahui menyedot data pengguna untuk kepentingan iklan-iklan yang tayang di platformnya (Gizchina, 29 November 2019).

Saat ini DuckDuckGo menangani rata-rata 48 juta pencarian per hari, dan baru-baru ini mencapai rekor harian lebih dari 51 juta pencarian (Search Engine Journal, 29 November 2019). Tentu saja itu jauh lebih sedikit dari pencarian Google namun berkat cuitan Jack, mesin pencari itu kini jadi lebih dikenal orang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline