Lihat ke Halaman Asli

Wahyuni Susilowati

TERVERIFIKASI

Penulis, Jurnalis Independen

Mampukah Miliarder Michael Bloomberg Menumbangkan Trump?

Diperbarui: 25 November 2019   19:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Michael Bloomberg berambisi menumbangkan Donald Trump (doc.The Boston Globe/ed.Wahyuni)

Maret silam milyarder sekaligus mogul media Michael Rubens Bloomberg (77) menyatakan tidak akan mencalonkan diri untuk menjadi kandidat calon presiden AS di ajang pemilihan presiden (pilpres) AS yang rencananya akan digelar pada November 2020 mendatang, namun nyatanya mantan walikota New York tiga periode (2001-2013) tersebut pada Minggu (24/11) lalu secara resmi mengumumkan bahwa dia akan bertarung dengan para kandidat Partai Demokrat lainnya untuk menjadi penantang petahana asal Partai Republik, Donald Trump (Reuters, 24 November 2019).

Mantan Wakil Presiden Joe Biden, Senator AS Elizabeth Warren, Senator AS Bernie Sanders, dan Walikota South Bend (Indiana) Pete Buttigieg adalah jajaran kandidat paling menonjol di antara 17 kandidat yang telah 'berdarah-darah' mengikuti rangkaian panjang kampanye serta proses debat publik internal Partai Demokrat sejak awal, namun sepertinya Bloomberg menilai mereka masih belum cukup kuat untuk menaklukkan Trump sehingga dia harus mencalonkan diri hanya tiga bulan sebelum proses nominasi partai antar negara bagian pertama digelar.

Tapi menilik jejak politiknya, manuver dadakan yang dilakukan oleh Bloomberg bukanlah hal baru. Meski sejak awal merupakan anggota Partai Demokrat, Bloomberg tak segan beralih ke Partai Republik jelang pemilihan walikota (pilwalkot) New York tahun 2001. Dia pun sukses memenangi pilwalkot di kota terbesar AS itu masa jabatan kedua pada tahun 2005 dan dua tahun kemudian dia hengkang dari Partai Republik. Masa jabatan ketiga diraihnya sebagai calon independen dari jalur pemilihan Partai Republik tahun 2009. Bloomberg kembali bergabung dengan Partai Demokrat pada tahun 2018 di masa penjajakan menjadi kandidat calon presiden.

Bloomberg, sebagaimana dilansir oleh Reuters, secara terbuka menyatakan bahwa dia mencalonkan diri untuk 'mempecundangi Donald Trump dan membangun kembali Amerika' seraya menambahkan,"Kita tidak mampu membuang empat tahun lagi untuk berbagai langkah sembrono dan tidak etis dari Presiden Trump."

Bloomberg, pendiri dan CEO perusahaan media terkemuka Bloomberg LP dikenal sebagai seorang dermawan yang memiliki keunggulan finansial dibandingkan para rival Demokratnya. Barangkali hanya kandidat Tom Steyer (62) sebagai sesama milyarder yang bisa menjajarinya untuk urusan keuangan.  Sejauh ini BLoomberg telah menghabiskan setidaknya USD 31 juta untuk pembuatan iklan televisi yang akan ditayangkan di negara bagian di seluruh negeri selama dua minggu ke depan, kata seorang juru bicara kampanye.

Dia juga telah berhasil mengumpulkan dukungandalam partainya berkat advokasi dan filantropinya dalam berbagai isu seperti perubahan iklim serta memerangi kekerasan bersenjata. Bloomberg tak ragu mencurahkan jutaan dolar pada kelompok-kelompok yang mendorong penerapan undang-undang pemilikan/penggunaan senjata yang lebih ketat.

Bloomberg, yang terlambat memasuki arena pertandingan, harus bermain taktis untuk mengejar ketertinggalan dari para pesaingnya yang telah mengorganisir staf kampanye selama berbulan-bulan. Namun sebagai orang terkaya kedelapan AS versi majalah Forbes dengan kekayaan ditaksir senilai USD 53,4 milyar; dia akan mampu membiayai kampanye serta merekrut staf secara mandiri. Awal November ini dia sudah mencanangkan anggaran senilai USD 100 juta untuk kampanye iklan  online membidik Trump di empat negara bagian.

"Kita tidak mempercayai bahwa para milyarder punya hak untuk membeli pemilihan umum."Cuit Bernie Sanders di akun Twitternya Minggu (24/11) lalu,"Itulah kenapa para multi-milyarder seperti Michael Bloomberg tidak akan berpengaruh banyak dalam pemilu ini."

Kita nantikan saja, apakah harapan Bernie akan menjadi kenyataan atau sebaliknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline