Berikut ini adalah petikan wawancara via telpon Nelson George (NG) dengan komedian serba bisa Eddie Murphy (EM) yang telah dikaruniai 10 orang anak dari pasangan yang berbeda sebagaimana dilansir oleh Wall Street Journal (28/10) yang menjulukinya The Innovator Issue.
NG: Punya komputer?
EM: Nggak, saya nggak punya komputer
NG: Anda main Twitter, Instagram, atau semacamnya?
EM: Nggak. Saya bakal berumur 60 dalam dua tahun ke depan. Saya punya 10 orang anak. (Jadi) saya mencoba mengisi waktu secara berkualitas dengan keluarga. Saya tidak terlalu peduli dengan apa yang terjadi di medsos. Kayak minta orang untuk follow saya dan segala tetek-bengeknya. Atau siapa nge-troll siapa. Atau siapa yang ngetwit. Orang memajang foto-foto selfie mereka dan semacamnya. Kami sudah ada di sini sebelum segala printilan itu ada. Kita akan terlupakan dan itu akan jadi sesuatu yang normal di masa lalu. Tapi meski saya tidak menggunakan medsos, namun saya tetap memantau perkembangan para komedian. Lewat Netflix dan semacamnya. Saya cuma nggak ngetwit aja.
(Terjemahan di atas sudah diperhalus karena sepanjang wawancara Eddie gemar sekali menggunakan kata 'shit' untuk mempertegas pandangannya terhadap beberapa isu, -pen.)
Eddie Murphy baru berusia 19 pada tahun 1980 saat dia mendobrak perhatian pemirsa Amerika dalam acara Saturday Night Live berkat ketengilan urban, pemahaman mendalam kultur pop, dan ketangkasan bersilat lidah yang ditiupkannya sebagai ruh pada berbagai karakter seperti Gumby, Mister Robinson, dan Buckwheat yang dibawakannya saat melakukan stand up comedy. Penampilan Eddie itu mengawali munculnya bisnis franchise komedi.
Dua tahun kemudian dia turut membintangi film 48 Hrs yang membuka jalan baginya memasuki kancah sinema yang didominasi kulit putih, mempelajari berbagai pola kerja yang ada di situ, dan muncul sebagai seorang bintang.
Setelah penampilan stand up spesial, Delirious, tahun 1983; Eddie pun menjadi seorang superstar yang gemilang seperti Michael Jackson, Prince, dan Madonna dengan melahirkan film blockbuster (Beverly Hills Cop, Coming to America) serta ajang-ajang konser yang tiketnya senantiasa ludes terjual.
Sebagai seorang komedian sekaligus warga keturunan Afrika-Amerika, Eddie berhasil menjebol banyak batasan, membuka banyak pintu, dan menghasilkan jutaan dollar. Tahun depan akan menandai 40 tahun kiprahnya sebagai seorang penghibur dan sesuatu yang besar tengah dipersiapkan untuk merayakannya.
Film terbaru Eddie yang berjudul Dolomite is My Name telah ditayangkan Netflix Oktober lalu. Beberapa bulan ke depan, dia akan menyelesaikan film Coming 2 America, memandu acara Saturday Night Live, bersiap untuk produksi ulang versi baru Beverly Hills Cop, dan yang paling didambakannya adalah kembali menampilkan stand up comedy, sebuah pentas yang ditinggalkannya sejak lebih dari 30 tahun silam.