Perusahaan raksasa makanan cepat saji AS, McDonald's, telah memecat salah satu pejabat tingginya chief executive officer (CEO) Steve Easterbrook (52) karena menjalin hubungan romantis dengan salah satu karyawannya (BBC.com, 4 Nopember 2019). Dia dinilai telah 'melanggar kebijakan perusahaan' dan memperlihatkan 'penilaian yang buruk'.
Steve sendiri menerima keputusan itu dengan baik,"Sejalan dengan nilai-nilai yang berlaku di perusahaan, saya sependapat dengan (keputusan) dewan direksi bahwa sudah saatnya bagi saya untuk melangkah ke depan (meninggalkan McDonald's)."Tuturnya dalam email.
Steve diangkat sebagai CEO McDonald's pada tahun 2015. Salah satu prestasinya adalah keberhasilan merevitalisasi menu dan restoran perusahaan dengan memperbaharui toko-toko dan penggunaan bahan-bahan yang berkualitas lebih baik.Nilai saham McDonald's naik lebih dari dua kali lipat selama masa kepemimpinannya di AS.
Steve juga sukses memperbanyak pilihan jasa pengiriman produk dan pembayaran mobile untuk kenyamanan para konsumen.
Prestasi yang sedemikian mengesankan tentu saja sangat berpengaruh pada kompensasi yang diterima Steve untuk pemecatannya. Belum jelas berapa nominalnya, namun pebisnis asal Inggris yang meraup pendapatan senilai USD 16 juta tahun lalu itu akan menerima pembayaran senilai upah selama 26 minggu.
McDonald's selama ini dikritik terkait besaran upah yang dibayarkan kepada staf tokonya, Steve berada dalam pengawasan penuh saat menerima paket pembayarannya senilai $ 15,9 juta tahun 2018 termasuk gaji pokok sekitar $ 1,3 juta plus tunjangan dan bonus. Jumlah itu setara dengan 2.124 kali rata-rata gaji karyawan senilai $ 7.473.
Bloomberg menaksir Steve akan melenggang dengan membawa lebih dari USD 37 juta plus bonus bila perusahaan memperhitungkan target-target performa yang berhasil dicapainya. Tentu saja itu semua bisa diperoleh dengan catatan Steve memenuhi perjanjian untuk tidak bekerja di perusahaan competitor selama dua tahun ke depan.
Kasus pemecatan anggota dewan eksekutif karena berkencan dengan karyawan juga terjadi di perusahaan Intel tahun 2018 dan bos yang dipaksa turun adalah Brian Krzanich yang telah menempati posisinya sejak 2013.
Pengacara ketenagakerjaan Ruby Dinsmore dari Slater dan Gordon, mengatakan sekarang sudah umum bagi perusahaan untuk memiliki larangan langsung pada hubungan romantis atau memiliki klausul pemberitahuan yang mengharuskan individu untuk mengungkapkannya.
Potensi konflik kepentingan atau litigasi jika hubungan itu sewaktu-waktu bisa berubah, menurut Ruby sebagaimana dilansir BBC, menjadi risiko nyata yang harus dihadapi perusahaan.
"Beberapa orang mungkin menganggap ini sebagai pelanggaran privasi," katanya. "Tetapi bisnis memiliki kepentingan tersendiri untuk dilindungi juga."