Sebuah studi dalam Proceeding of National Academy of Sciences menemukan bahwa orang dengan tingkat optimisme yang lebih tinggi memiliki rentang hidup yang lebih lama. Peluang mereka untuk hidup sampai di atas usia 85 tahun juga lebih besar.
Para peneliti, sebagaimana dilansir oleh Harvard Health Publishing (16/10), menyimpulkan hal tersebut berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari dua studi dengan populasi besar, yaitu sekitar 70.000 wanita dari Nurses' Health Study dan sekitar 1.400 pria dari Veterans Affairs Norming Aging Study.
Nurses' Health Study menggunakan perangkat dari Tes Orientasi Kehidupan untuk menilai optimisme. Studinya dilakukan dengan meminta responden untuk menilai tingkat persetujuan mereka terhadap beberapa pernyataan tentang optimisme.
Sementara Norming Aging Study mengandalkan Skala Optimisme-Pesimisme yang diberikan sebagai bagian dari penilaian kepribadian. Skala ini meneliti penjelasan positif dan negatif yang diberikan oleh responden untuk berbagai peristiwa dalam hidup mereka.
Bagi responden pria maupun wanita, tingkat optimisme yang lebih tinggi dikaitkan dengan rentang hidup yang lebih lama dan 'umur panjang yang luar biasa' yang didefinisikan oleh para peneliti sebagai bertahan hidup hingga 85 tahun.
Studi ini dilakukan dengan melakukan perbandingan antara kelompok berkondisi fisik kronis (seperti hipertensi atau kolesterol tinggi) dan perilaku kesehatan (seperti merokok atau menggunakan alkohol) dengan kelompok yang tidak memiliki kedua kondisi tersebut untuk mendapatkan hasil seobyektif mungkin.
Terlepas apakah seseorang secara alamiah optimistik atau tidak, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk bersikap optimis.
* Membingkai ulang situasi. Ketika beberapa orang menghadapi kesulitan, mereka cenderung hanya melihat aspek negatif dari situasi dan menganggap aspek-aspek tersebut tidak dapat diubah. Saatnya menata ulang perspektif dengan menggali aspek positif dari situasi yang tidak menyenangkan itu. Adakah yang bisa anda pelajari dari situasinya? Adakah yang bisa diajarkan kepada orang lain tentang situasi itu, setelah anda menyelesaikannya?
* Menetapkan tujuan. Tentukankan tujuan yang dapat dicapai setiap hari dan sesuaikan sasaran itu dengan kebutuhan. Jadilah spesifik dan realistis. Misalnya, daripada tujuan yang luas seperti 'membersihkan rumah', lebih baik identifikasi area spesifik yang rencananya akan dibersihkan (melap meja, gosok wastafel dapur). Penelitian menunjukkan bahwa menetapkan tujuan dan memiliki kepercayaan diri untuk mencapai tujuan ini berkaitan dengan tumbuhnya optimisme.
* Sisihkan waktu untuk fokus pada hal positif. Setiap waktu tertentu dalam keseharian (mungkin pada waktu menjelang tidur), pikirkan aspek-aspek positif dari hari yang telah anda jalani. Apa yang berjalan dengan baik? Apa yang menyenangkan atau membanggakan?
* Berlatihlah untuk bersyukur. Latih diri untuk fokus bersyukur atas aspek-aspek positif dalam hidup anda yang dapat mencakup anggota keluarga, teman,harta benda, atau hal-hal lain yang berarti.