Lihat ke Halaman Asli

Wahyuni Susilowati

TERVERIFIKASI

Penulis, Jurnalis Independen

Tambah Umur (Tak Perlu) Tambah Gendut

Diperbarui: 27 Juli 2018   17:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Pixabay)

Ajang reuni dengan teman-teman sekolah atau sekantor, kumpul keluarga besar, atau saat  temu kangen dengan rekan-rekan sehobi merupakan momen yang dianggap pas untuk membandingkan 'penampakan' tempo doeloe dengan sekarang. 

Kemakmuran adalah parameter favorit untuk dijadikan bahan perbandingan dari mulai kemakmuran finansial sampai 'kemakmuran' tubuh. Hal terakhir ini selaras mengikuti anggapan umum bahwa sudah wajar kalau semakin bertambah usia akan semakin subur pula tubuh kita.

'Kewajaran' di atas konon terjadi akibat melambatnya proses metabolisme tubuh mirip mobil-mobil tua yang kian turun performa karena mesin-mesin penopangnya mulai aus. Namun merayap naiknya berat badan sebenarnya bukan semata-mata karena melambannya metabolisme tubuh. 

Menurut National Institutes of Health, penambahan berat yang terkait pertambahan usia sebenarnya lebih tergantung pada pola aktifitas yang dijalani sehari-hari. Pola yang nyaris sulit berubah bagi mereka yang sudah berusia di atas 30 tahun.

Metabolisme dalam pengertian proses pembakaran kalori tubuh alamiah akan mengatur frekuensi dan kualitasnya berdasarkan berbagai kegiatan yang kita lakukan sepanjang hari. Sayangnya kecepatan mencerna makanan dan membakar energi tidak bisa diakali sedemikian rupa untuk mendukung upaya menurunkan berat badan.

Semakin tua seseorang biasanya aktifitas akan kian berkurang, sementara pola makan cenderung bertahan dan inilah, menurut para peneliti, yang jadi penyebab utama kian menebalnya gumpalan daging di tubuh kita. Padahal faktor aktifitas alias gerak adalah kunci utama untuk menjaga jarum timbangan agar tidak terus berputar ke kanan.

Sebuah penelitian baru yang dipublikasikan di Journal of The American Heart Association merekomendasikan untuk bergerak (melakukan pekerjaan otot yang membuat kita bernapas lebih cepat, -pen.), baik sedikit-banyak atau lama-sebentar, akan sangat bermanfaat untuk mendapatkan kesehatan yang lebih baik dan mengurangi resiko kematian oleh berbagai penyebab.

Silahkan pilih, olahraga khusus atau gym atau cukup mengubah pola menuju pasar atau mall dari naik kendaraan jadi berjalan kaki atau menyapu-membersihkan debu-berkebun, untuk dilakukan setiap hari. Semua gerakan itu akan sangat bermanfaat bagi otak dan tubuh. Kunci utamanya adalah aktifitas fisik menyeluruh akan memberikan manfaat yang penting bagi kesehatan.

Tidak ada yang bisa menolak proses menua dan menjaga kesehatan sepanjang perjalanan usia adalah sebuah keharusan. Gaya hidup yang terlalu santai cenderung hedonis akan menjadi pemicu meningkatnya resiko terkena penyakit jantung, sementara olahraga teratur dapat mengurangi potensi terserang berbagai penyakit yang berhubungan dengan usia.

Khusus bagi mereka yang sudah masuk kategori lanjut usia ( lansia, 60 tahun ke atas,  -pen.) sebaiknya dilakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh untuk menentukan jenis olahraga yang tepat karena kondisi individual akan berbeda-beda. Namun pada prinsipnya, olahraga untuk lansia harus dimulai pada kadar aktivitas yang sangat ringan kemudian secara bertahap dan meningkatkan sampai pada aktivitas sedang.

Ada tiga komponen latihan dasar yang sebaiknya dimasukkan dalam menu olahraga bagi lansia, yaitu latihan aerobik, latihan penguatan otot, dan latihan keseimbangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline