‘Verba Volant, scripta manent’ adalah pepatah Latin kuno yang secara harafiah diartikan ‘kata-kata yang diucapkan akan terbang entah kemana, sementara kata-kata yang dituliskan akan tetap terjaga’. Agak mirip dengan menolak untuk lupa tentang momen-momen atau kesepakatan-kesepakatan penting yang terlalu berharga bila dibiarkan menghilang bersamaan dengan menurunnya kapasitas memori otak karena melanjutnya usia atau karena begitu derasnya aliran berbagai jenis berita insidental di media online belakangan ini.
Pemikiran tersebut di atas juga melatari penulisan buku ‘Patriotisme & Dinamika Resimen Kampus’ pada tahun 2011 yang berkat anugerah Rabb berhasil diluncurkan secara resmi dalam format yang sederhana pada tanggal 21 April 2012 dengan dihadiri oleh Civitas Korps Yon II Unpad, rekan-rekan lintas satuan di lingkungan Resimen Mahasiswa (Menwa) Mahawarman Jawa Barat, para sahabat dari kalangan pecinta alam, mahasiswa, dan media.
Di dalam buku ‘Resimen Kampus’ kita bisa menemukan sedikit catatan sejarah yang terserak di sana-sini, ada pula sejarah yang harus mulai ditulis berdasarkan wawancara dengan para pelakunya, ada opini-opini yang terungkap dalam rekap media massa, ada romantika tak terlupakan saat menjalani pendidikan dan latihan dasar kemiliteran (Diklatsarmil) yang merupakan gerbang paling awal dalam menapaki jalan hidup seorang anggota Menwa seutuhnya. Dimulai dengan pengenalan awal tentang atribut yang dikenakan seorang anggota Menwa dengan seragam ala militer dan Baret Ungu yang merupakan identitas fisik utama institusi Menwa di seluruh Indonesia, makna semboyan ‘Widya Castrena Dharma Siddha’, dan ikrar seorang anggota Menwa sekaligus filosofi kehidupan yang harus diimplementasikan dalam kehidupan, yaitu Panca Dharma Satya. Keseluruhannya mengacu pada pembangunan karakter para generasi dewasa muda Indonesia untuk mengenal, memahami, dan merealisasikan rasa cinta Tanah Air dalam keseharian perjalanan hidup mereka.
Tentu saja ‘Resimen Kampus’ masihlah sangat jauh dari sempurna; namun dengan segenap kesederhanaannya dia telah diijinkanNya menjelajah ke hampir seluruh provinsi di negeri ini melalui distribusi pemasaran toko-toko buku offline maupun online terkemuka. Beberapa testimoni yang menyatakan bahwa buku ini telah dijadikan bagian dari referensi dalam penulisan skripsi/tesis/materi diklatsar pun turut mewarnai perjalanannya. Lantas bagi penulisnya sendiri, ‘Resimen Kampus’ adalah semacam paspor untuk menembus berbagai pintu yang tak sembarang orang bisa memasukinya dan menjadi jalan penghubung pada sosok-sosok berdedikasi patriotis yang pemikiran maupun kiprahnya sangat berharga untuk ditulis sebagai inspirasi yang mencerahkan bagi penulis serta pembacanya. ( Alhamdulillah, terima kasih … , -pen.)
Harapan yang menyertai adalah semoga ‘Resimen Kampus’ bisa menjadi semacam pembuka bagi lahirnya buku-buku tentang nasionalisme di kalangan insan-insan kampus, khususnya dari para anggota Korps Baret Ungu lintas resimen, yang jauh lebih berbobot dan komprehensif sebagai bagian dari kontribusi membangun masa depan bangsa yang jauh lebih tangguh dan sejahtera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H