Lihat ke Halaman Asli

Wahyuni Susilowati

TERVERIFIKASI

Penulis, Jurnalis Independen

Pedang Pora, Ritual Filosofis Pernikahan Perwira

Diperbarui: 7 Januari 2016   15:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Payung Pedang Pora melambangkan doa seorang adik untuk kakaknya (dok WS)"][/caption]

 … Hari ini pastilah menjadi kenangan indah sepanjang hidupmu

Namun hari ini hanyalah suatu awal

Awal dari suatu perjuangan yang panjang

Perjuangan seorang Prajurit dan Suami

Serta perjuangan istri Prajurit dan istri sejati

Hari esok tidak akan terlewati hanya dengan tawa dan canda

Hari esok adalah kerja keras, kerahkan segala usaha

Tanggung jawab atas tugas dan keluarga ada di pundakmu

Tanggung jawab kepada bangsa dan negara menunggu setiap waktu…

Begitulah penggalan puisi yang menjadi agenda wajib dalam pelaksanaan upacara Pedang Pora yang merupakan tradisi Korps Perwira di jajaran Tentara Nasional Indonesia (TNI) maupun Kepolisian Republik Indonesia (Polri) saat anggota prianya melangsungkan pernikahan dan hanya dilakukan sekali seumur hidup. Para perwira yang berstatus duda dan menikah lagi, tidak akan melaksanakan tradisi ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline