Resolusiku untuk 2014 simpel saja, yaitu memperbuas daya cengkram posting-postingku di Kompasiana yang selama ini sukses menjadi galeri bagi berbagai jenis tulisanku sejak Mei 2010. Berawal dari opini dan merembet ke reportase paska membeli sebuah kamera saku merk Lumix saat backpackeran ke Yogya akhir tahun 2010. Reportase sekaligus HL pertamaku Semi ‘Backpacker’an To Yogya (Berangkat!) yang kutayangkan pada 2/1/2012 kemudian menuntunku pada rangkaian wawancara yang terus terjalin hingga kini dengan sosok-sosok inspiratif lintas profesi lintas generasi. Begitulah berbagai posting itu akhirnya membuahkan berbagai ajakan kerjasama dari mulai peliputan acara, mengedit naskah, menterjemahkan materi presentasi delegasi Indonesia untuk seminar geopark di Jepang, dan penulisan buku.
Buku pertamaku Patriotisme & Dinamika Resimen Kampus (Nuansa Cendekia, 2012) yang berisikan sejarah populer salah satu institusi Menwa tertua di Indonesia terbit bulan April 2012, masuk rubrik bibliotika Kompas Kampus edisi 17 September 2013 lalu, dan masih menjadi salah satu trending topic di kalangan Menwa Indonesia plus para inspirator kesadaran bela negara. Adik sepupunya lahir lewat proyek buku Kompasiana yang bertema ‘merajut ke-Indonesia-an’, dua postingku terpilih untuk bergabung bersama posting sesama Kompasianer lainnya yang lolos seleksi untuk buku berjudul Cinta Indonesia Setengah Hati (Bentang Pustaka, 2013). Lalu berdasarkan email dari penerbit Bentang Pustaka yang belum lama ini kuterima, buku yang berisikan catatan perjalanan para Kompasianer termasuk salah satu postingku diagendakan terbit pada Januari 2014 ini, judulnya Jelajah Negeri Sendiri.
Sebuah judul yang membuatku jadi ‘nafsu’ ingin menapakkan kaki di seluruh provinsi negeri kelahiranku ini. Kompasiana menyediakan peluang untuk itu lewat berbagai kompetisi blog berhadiah travelling ke berbagai penjuru Indonesia. Aku belum pernah ‘beruntung’ untuk urusan lomba-lomba di Kompasiana tapi di tahun 2014 ini, aku dengan seijin Sang Khalik akan berjuang untuk mengubah arah keberuntungan agar berpihak padaku. Masak sampai sebangkot ini bertumbuh dalam dekapan Ibu Pertiwi tapi jelajahku masih berkutat di satu provinsi saja, padahal ada banyak eksotika warisan leluhur tersebar di wilayah-wilayah lain yang ingin kuserap kebaikannya lalu kusebar jadi inspirasi positif bagi saudara sebangsaku khususnya dan jagad raya umumnya.
Nota-nota yang kukumpulkan selama berkeliling Nusantara itu akan kuolah sebaik mungkin melalui pendalaman referensi pustaka maupun perbincangan dengan para narasumber yang kompeten di bidangnya dan kelak, insya Allah, akan lahir buku-buku berikutnya. Buku dengan kandungan yang kuharap dapat evergreen dalam menjaga kesegaran semangat berkarya dan optimisme para pembacanya ...
